Sarifuddin Sudding: Brigadir J Kabur, Istri Sambo Nangis, Pakaian Acak-acakan

suding 33333
Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PAN, Sarifuddin Sudding menceritakan kronologi peristiwa terbunuhnya Brigadir J menurut informasi yang dia terima. (ist)

JAKARTA | patrolipost.com – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menghadiri rapat bersama Komisi III DPR membahas mengenai persoalan Irjen Ferdy Sambo. Dalam rapat itu, Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PAN, Sarifuddin Sudding menceritakan kronologi peristiwa terbunuhnya Brigadir J menurut informasi yang dia terima.

Sudding mengatakan peristiwa itu berawal dari tanggal 2 Juli 2022. Pada tanggal 2 Juli 2022 itu Putri berangkat ke Magelang, Jawa Tengah, bersama Brigadir J, Kuat Ma’ruf, Bripka Ricky Rizal, Bharada E dan Susi yang merupakan ART keluarga Irjen Ferdy Sambo. Keberangkatan Putri itu untuk melihat anaknya yang bersekolah di Magelang.

“Kejadian di Magelang, tadi sempat disinggung, tanggal 2 (Juli) mereka berangkat ke Magelang rombongan pertama itu ada Putri, ada Brigadir J, Ricky, Richard, dan Kuat, termasuk asisten rumah tangga namanya Susi,” kata Sudding dalam rapat dilansir, Kamis (25/8/2022).

Peristiwa itu kemudian berlanjut pada tanggal 4 Juli 2022, masih di Magelang. Saat itu Brigadir J disebut hendak menggendong Putri yang sedang tertidur di sofa untuk dipindahkan ke dalam kamar. Namun hal itu dilihat Kuat Ma’ruf yang langsung berteriak melarang Brigadir J melakukan itu.

“Ada kejadian di mana Brigadir J atau pada siang hari si Putri tidur di sofa di ruang tamu, lalu kemudian datang Brigadir J ingin membopong, katakanlah seperti itu, mengangkat Putri untuk masuk dalam kamar,” kata dia.

“Melihat kejadian itu, si Kuat membentak si Brigadir J untuk tidak melakukan itu dan menyentuh Ibu (PC). Lalu kemudian mengurungkan niatnya,” imbuhnya.

Pada tanggal 6 Juli 2022, Irjen Ferdy Sambo disebut berangkat ke Magelang untuk menyusul Putri. Kedatangan Sambo ini dalam rangka merayakan ulang tahun pernikahannya.

“Tanggal 6, Ferdy Sambo menyusul dan ingin merayakan hari pernikahannya pada malam hari, bergabunglah mereka di sana di Magelang,” kata Sudding.

Brigadir J lari saat ditegur oleh Kuat Ma’ruf, sementara Putri dalam kamar menangis dan bajunya acak-acakan.

Peristiwa ini berlanjut di hari berikutnya, 7 Juli 2022. Sudding mengatakan hari itu Irjen Ferdy Sambo kembali dari Magelang ke Jakarta. Dijelaskan, pada hari itu juga terjadi sebuah peristiwa yang disebut melukai harkat dan martabat.

“Besok paginya Ferdy Sambo pulang ke Jakarta, balik tanggal 7 pagi, lalu kemudian ada kejadian pada sore hari jam 17.30 menjelang Magrib. Ini sebenarnya pemicu,” tutur Sudding.

Di hari itu, sekitar pukul 17.30 WIB, Kuat Ma’ruf memergoki Brigadir J keluar dari kamar Putri. Kuat kemudian menegur Brigadir J. Mendapatkan teguran, Bigadir J pun lari.

“Saat itu, Brigadir J masuk dalam kamar, Putri di lantai dua, dan keluar dari kamar dilihat oleh Kuat mengendap-endap, lalu kemudian ditegur, ‘Kenapa masuk ke kamar Ibu?’ kemudian lari,” kata dia.

Kemudian, Kuat Ma’ruf disebut mendengar tangis Putri dari dalam kamar. Kuat pun bertanya kepada Putri tentang apa yang terjadi.

“Mendengar ada tangisan di dalam kamar oleh Putri, didengar oleh Kuat, didengar oleh Susi, lalu kemudian ingin mengkonfirmasi apa yang sedang terjadi, apa yang sedang dialami oleh Putri,” jelasnya.

Kuat Ma’ruf, kata Sudding, saat itu menyarankan Putri melaporkan apa yang dialaminya itu kepada Ferdy Sambo. Malam hari itu juga, pukul 23.00 WIB, Putri menelepon suaminya Ferdy Sambo.

“Lalu Kuat menyarankan ke Ibu agar kejadian ini dilaporkan ke Ferdy Sambo. Malam harinya jam 11 malam, Putri melaporkan apa yang dialami pada sore hari itu ke Sambo lewat telepon. Pada jam 17.30 jelang Magrib, melihat Ibu dalam apa… Kuat melihat Ibu dalam posisi nangis, pakaian acak-acakan dan sebagainya sambil menangis-nangis,” kata dia.

Putri disebut melaporkan hal itu kepada Ferdy Sambo sambil menangis. Namun Putri tidak menjelaskan apa yang telah dia alami itu secara detail.

“Putri menelepon kepada Ferdy Sambo dan sambil menangis menyampaikan ‘saya diperlakukan seperti ini oleh si Brigadir J’ ditanya lebih lanjut, ‘di Jakarta nanti saya jelaskan’. Artinya penjelasan lebih rincinya dijelaskan oleh Putri ke Ferdy Sambo setelah tiba di Jakarta,” tuturnya.

Pada tanggal 8 Juli 2022, saat itu masih pagi, Putri dan rombongan kembali ke Jakarta. Mereka berangkat pagi dan tiba sore hari.

“Mereka berangkatlah tanggal 8 balik, berangkat pagi dari Magelang ke Jakarta. Tiba di rumah Saguling sekitar sore hari, dikonfirmasi. Boleh jadi juga Ferdy Sambo mengkonfirmasi kepada para ajudan pada saat di Magelang apa yang dialami oleh Ibu sehingga muncul kemarahan, muncul kemarahan, emosi dan sebagainya saat itu,” katanya.

Putri disebut menceritakan kepada Irjen Sambo mengenai apa yang telah dilakukan oleh Brigadir J kepada dirinya. Hal itu disampaikan Putri kepada Sambo di rumah pribadi mereka di Jalan Saguling, Jakarta Selatan.

Mendengar cerita dari istrinya itu, Sambo pun murka hingga hilang akal sehat. Terjadilah pembunuhan di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

“Tiba rumah Saguling dikonfirmasi apa yang dialami oleh Ibu, ternyata diceritakan semua apa yang terjadi tanggal 4, tanggal 7 itu. Marahlah si Ferdy Sambo, murka, hilang akal sehatnya sebagai bintang dua, yaitu di luar nalar kita, diajaklah mereka ke Duren Tiga. Di Turen Tiga terjadilah pembunuhan ini yang dilakukan oleh Richard dan juga oleh Sambo. Setelah merasa bahwa dia harkat dan martabat dan kehormatan dia sebagai suami dilecehkan sedemikian rupa,” katanya.

Pada malam hari setelah Brigadir J dibunuh, Sambo melapor ke Polres Jakarta Selatan.

“Malam harinya Sambo melaporkan kejadian di Duren Tiga,” kata dia.

Setelah menjabarkan kronologi itu dalam rapat, Sudding bertanya terkait kebenaran apa yang dia sampaikan itu kepada Kapolri.

“Pada titik ini saya ingin mengkonfirmasi benar apa tidak tentang kronologi ini?” tanya Sudding kepada Kapolri.

Menanggapi hal itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan apa yang disampaikan Sudding itu banyak yang sesuai. Namun, mengenai motif pembunuhan, Polri masih akan memintai keterangan kepada Putri Candrawathi.

“Dari yang disampaikan beliau ada banyak hal yang memang sesuai, Pak. Namun mohon izin, terkait motif ini, kami sementara sudah mendapatkan keterangan dari Saudara FS, namun kami juga ingin memastikan sekali lagi untuk memeriksa Ibu PC, sehingga nanti yang kami dapat apalagi pada saat posisi beliau sebagai tersangka apakah bisa berubah atau tidak,” kata Kapolri.

“Dengan demikian, kami bisa mendapatkan satu kebulatan terkait masalah motif,” jawabnya. (305/dtc)

Pos terkait