MAGELANG | patrolipost.com – Sejumlah desa di wilayah Kecamatan Pakis dan Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diguyur hujan abu setelah terjadi erupsi di Gunung Merapi pukul 09.10 WIB. Selain di wilayah Kecamatan Pakis dan Dukun, hujan abu juga terjadi di wilayah Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Antara lain terjadi di Desa Tlogolele, Klakah, dan Desa Jrakah.
Petugas pengamatan Gunung Merapi Pos Babadan Yulianto seperti dilansir, i Magelang pada Jumat (10/4) mengatakan, erupsi tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 103 detik. Teramati tinggi kolom erupsi sekitar 3.000 meter dari puncak Merapi. Arah angin saat erupsi ke barat laut.
”Saat erupsi kondisi angin tidak begitu kencang sehingga hujan abu hanya terjadi di sekitar Merapi saja. Aktivitas warga tetap normal. Warga tetap beraktivitas di ladang,” ujar Yulianto.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edy Sutanto menyebutkan, sejumlah desa di Kecamatan Dukun yang terdampak hujan abu, antara lain Desa Sumber, Wonolelo, Ngargomulyo, Keningar, dan Desa Kalibening. Kemudian di wilayah Kecamatan Pakis hujan abu terjadi di Desa Ketundan, Pogalan, Kenalan, dan Desa Kedakan.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Jogjakarta, menyatakan, ada potensi ancaman bahaya Gunung Merapi berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava serta jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif. Hal itu karena erupsi Gunung Merapi makin sering dalam beberapa waktu terakhir.
”Hari ini (Jumat 10/4) kembali terjadi erupsi di Gunung Merapi pada pukul 09.10 WIB. Erupsi tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 103 detik. Teramati tinggi kolom erupsi kurang lebih 3.000 meter dari puncak,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan seperti dilansir dari Antara di Sleman pada Jumat (10/4).
Menurut dia, saat terjadi erupsi Gunung Merapi, arah angin ke barat laut. ”Hasil pantauan TRC BPBD Sleman hingga saat ini di wilayah Kabupaten Sleman nihil terjadi hujan abu. Masyarakat tetap beraktivitas normal seperti biasa dan situasi kondusif terkendali,” kata Makwan.
Dia mengatakan, upaya yang dilakukan BPBD Sleman, di antaranya melakukan pantauan situasi kondisi wilayah pascaerupsi dan antisipasi abu vulkanik. ”Kami juga melakukan droping masker 1.000 buah di pos KSM untuk warga dan petugas/relawan di Kalitengah, Desa Glagaharjo, Cangkringan,” terang Makwan.
Makwan menjelaskan, potensi ancaman bahaya saat ini berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif. Dia juga mengimbau masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi.
”Area dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi agar tidak ada aktivitas manusia. Kami minta masyarakat untuk mengantisipasi bahaya abu vulkanik dari kejadian awan panas maupun letusan eksplosif,” ujar Makwan.(305/jpc)