SEMARAPURA | patrolipost.com – Kemacetan yang terjadi di Nusa Penida imbas pesatnya perkembangan pariwisata dengan kedatangan ribuan wisatawan setiap hari, membutuhkan strategi cerdas dan cepat mengatasinya. Salah satunya adalah membuat jalan lingkar Nusa Penida.
Pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 2, I Made Satria-Tjokorda Gde Surya Putra (Satriya) ternyata memiliki ide cemerlang untuk membangun jalan lingkar di Pulau Nusa Penida, Klungkung.
Jalan Lingkar Nusa Penida sebagai langkah strategis untuk menjadikan pulau ini sebagai tujuan wisata yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi. Serta meningkatkan daya saing masyarakat lokal karena perekonomian akan terbangun merata.
Jalan lingkar Nusa Penida adalah rute populer di Pulau Nusa Penida yang siap diwujudkan paket Satriya. Yang akan menghubungkan berbagai tempat wisata terkenal dan menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan.
Calon bupati I Made Satria mengatakan konsep jalannya tidak pada jalan yang sudah ada saat ini, akan tetapi membuat jalan lagi lebih masuk ke dalam. Sekitar 1 hingga 2 km dari jarak pantai, dengan lebar 12 – 16 meter. Dengan panjang 30-40 kilometer.
Sementara, jalan yang ada saat ini hanya 4 meter sangat sempit dan sering menimbulkan kemacetan.
“Jika dipaksakan di jalur yang sudah ada itu akan sangat sulit karena sudah ada rumah-rumah penduduk, hotel, restoran yang tidak mungkin kita geser begitu saja, tapi dengan masuk lebih dalam lagi akan membuka akses perekonomian baru bagi Nusa Penida,” kata Satria, Minggu (27/10/2024).
Selain sudah ada bangunan, harga tanah di kawasan pinggir pantai yang sudah ada jalan saat ini tentu harganya sangat mahal, dan akan membutuhkan biaya besar jika itu dipaksakan untuk menjadi jalan lingkar Nusa Penida.
“Akan butuh dana besar untuk pembebasan lahan, jika sudah masuk lebih ketengah, dan dibangun baru setidaknya kita bisa bangun jalan se lebar jalan bypass,” ujarnya.
Dengan jalan lingkar dibuat lebih ke tengah, akses wisata akan semakin baik dan secara otomatis mengundang investor untuk berinvestasi di Nusa Penida, dengan membangun hotel berbintang untuk wisatawan berkelas juga.
“Biarkan akses wisata memiliki tempatnya sendiri, jangan ditumpuk dengan jalan, wisatawan sepi dan investor bisa kabur jika demikian dilakukan,” imbuhnya.
Dengan konsep jalan sejauh 1-2 km dari garis pantai dipastikan kedepan Nusa Penida akan lebih berjaya lagi dengan tetap bertahannya kawasan tempat suci pura, perumahan penduduk, dan kawasan wisata, akan tetap terjaga dan terpelihara hingga ratusan tahun kedepan.
“Ini juga meringankan beban ganti rugi lahan, karena jalan yang kami konsepkan adalah dijalur lahan penduduk yang tidak produktif, dan dengan dibangunnya jalan lingkar Nusa Penida oleh paket Satriya nanti otomatis akan menciptakan pundi pendapatan baru bagi masyarakat di Nusa Penida,” pungkasnya.
Konsep jalan lingkar ini selama perjalanan wisatawan bisa melihat kawasan wisata seperti Kelingking Beach, Broken Beach dan Angel’s Billabong, bukit teletubies dengan perbukitan hijau bergelombang, kawasan Atuh Beach dengan pemandangan pulau kecil di dalamnya.
Dengan konsep jalan masuk lebih ke tengah 1-2 km dari bibir pantai, akan memberikan memudahkan wisatawan dalam mengakses berbagai tempat wisata, mengurangi waktu tempuh, dan memungkinkan perjalanan yang lebih efisien. Wisatawan bisa berkeliling pulau tanpa perlu kembali ke rute awal, sehingga lebih banyak tempat yang bisa dikunjungi dalam waktu singkat.
Kemudian membantu meningkatkan perekonomian masyarakat. Wisatawan berpeluang lebih besar untuk menjangkau dan berbelanja di usaha-usaha lokal di sepanjang jalan lingkar, seperti restoran, toko cinderamata, dan akomodasi.
Manfaat lain, jalan lingkar mendorong pemerintah dan pihak terkait untuk terus memperbaiki dan mengembangkan infrastruktur di sekitar Nusa Penida, termasuk perbaikan jalan, fasilitas umum, dan penunjang wisata. Infrastruktur yang baik juga berdampak positif pada kehidupan masyarakat lokal.
Jalan lingkar membantu mendistribusikan wisatawan ke berbagai area di pulau, sehingga mengurangi kepadatan di destinasi tertentu dan menghindari kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh over-tourism di satu tempat. Ini juga membuat lebih banyak area di pulau mendapatkan keuntungan dari kunjungan wisatawan.
Dengan arus wisatawan yang lebih teratur, upaya pelestarian alam dan budaya bisa lebih terkendali. Infrastruktur dan rute yang terorganisir meminimalkan kerusakan alam akibat akses yang kurang teratur, dan masyarakat lokal dapat lebih fokus melestarikan budaya serta tradisi mereka sebagai daya tarik wisata.
Dengan rute yang lebih jelas dan fasilitas yang tersebar di sepanjang jalan lingkar, wisatawan merasa lebih aman dan nyaman. Petunjuk arah yang baik, pos keamanan, dan fasilitas umum seperti toilet atau tempat istirahat, membuat pengalaman wisata lebih terjamin.
Dengan adanya akses jalan lingkar, area-area yang sebelumnya sulit diakses menjadi lebih terbuka untuk pengembangan destinasi baru. Ini memungkinkan tempat-tempat tersembunyi di Nusa Penida untuk berkembang dan menjadi daya tarik baru bagi wisatawan. (855)