BANGLI | patrolipost.com – Kelangkaan bahan bangunan berupa semen saat ini melanda beberapa wilayah di Bali, termasuk di Kabupaten Bangli. Kelangkaan semen telah berlangsung sejak sebulan terakhir.
Kondisi ini selain membuat resah masyarakat terutama yang sedang membangun juga memberikan pengaruh terhadap omset pedagang yang jauh menurun.
Salah seorang pemilik toko bangunan di kawasan LC Uma Bukal Bangli, Kadek Kelivin Junior mengatakan kelangkaan semen sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Dalam kondisi normal biasanya setiap 3 hari sekali mendatangkan atau mendapatkan kiriman semen dari distributor.
”Satu kali order dapat kiriman sebanyak 300 sak semen,” ujar Kadek Kelvin, Rabu (6/8/2025).
Kata Kadek Kelvin langkanya semen menurut informasi dari para sales dikarenakan bahan baku semen kosong dan ada kemacetan pengiriman dampak dari pembatasan truk besar (tronton) masuk kapal penyeberangan.
Menurut Kadek Kelvin kelangkaan semen berimbas banyak kegiatan fisik berhenti untuk sementara waktu menunggu pasokan semen normal kembali.
”Karena semen merupakan bahan pokok dan tidak ada penggantinya maka banyak pekerjaan konstruksi harus berhenti sementara waktu,” ungkap pengusaha asal Banjar Pande, Kelurahan Cempaga, Bangli ini.
Beber Kadek Kelvin, di tengah kelangkaan semen memang tokonya sempat mendapat kiriman semen, namun jumlahnya dibatasi yakni hanya 100 sak dengan harga Rp 58 ribu per sak.
Dalam hitungan sekejap semen habis terjual. ”Walaupun langka saya tetap jual dengan harga normal kisaran Rp 60 ribu per sak,” jelasnya.
Tidak dipungkiri langkanya semen saat ini membuat harga semen melonjak. Bahkan ada yang menjual di kisaran Rp 65 ribu sampai Rp 80 ribu per sak untuk isian semen 40 kg. Pihaknya sejauh ini belum mendapat informasi untuk mendapat kiriman semen.
”Kemarin saya sudah sempat tanyakan ke sales, tapi jawaban dari sales disuruh sabar menunggu,” kata Kadek Kelvin.
Karena semen merupakan bahan utama dalam dunia konstruksi, maka kelangkaan semen membuat kondisi toko menjadi sepi pembeli sehingga omset penjualan pun merosot.
Hal serupa juga diungkapkan pemilik toko bangunan Komang Carles. Kelangkaan semen terjadi sejak beberapa pekan terakhir. Dalam situasi normal setiap 3-4 hari selalu mendapat kiriman semen.
”Saat ini stok semen di gudang kami sudah kosong,” ujar pengusaha asal Desa Batur, Kintamani ini. (750)