BANDUNG | patrolipost.com – Sutarman (47), tersangka pembunuh Neng Yeni (34) yang tengah hamil tujuh bulan, kini mendekam di sel tahanan Mapolresta Bandung. Pria yang merupakan suami siri korban itu, terancam hukuman 15 tahun penjara.
Kapolresta Bandung Kombes Pol Hendra Kurniawan mengatakan, motif pelaku Sutarman menghabisi nyawa istri siri, Neng Yeni sekaligus janin di kandungan tersebut berawal saat pelaku emosi.
Gara-garanya, kata Kapolresta, korban Neng Yeni merasa cemburu dengan pelaku. Pelaku menolak memberikan ponselnya kepada korban.
Lantaran pelaku menolak memberikan ponselnya, korban merasa curiga dan menuding pelaku memiliki hubungan dengan perempuan lain.
“Pelaku dan korban cekcok karena korban ingin melihat isi ponselnya. Kemudian di sekitar lokasi (kamar kontrakan korban) ada pisau. Kemudian pelaku menusuk leher korban. Tusukan pisau itu sedalam kurang lebih lima centimeter (cm). Kemudian dada korban ditekan sehingga mengakibatkan kematian,” kata Kapolresta Bandung saat konferensi pers pengungkapan kasus di Mapolresta Bandung, Soreang, Jumat (23/10/2020).
Setelah melakukan pembunuhan, ujar Kombes Pol Hendra, pelaku Sutarman mengunci kamar kontrakan dari dalam. Sebelum keluar dari jendela, tersangka membawa kabur cincin emas, kartu ATM, dan ponsel korban.
“Selanjutnya pelaku melarikan diri ke Tasikmalaya. Setelah itu kabur ke Banjarnegara, Jawa Tengah, bersembunyi di rumah temannya. Namun pelaku berhasil ditangkap polisi, Kamis (22/10/2020),” ujar Kombes Pol Hendra Kurniawan.
Akibat perbuatannya, ujar Kombes Pol Hendra, pelaku Sutarman dijerat Pasal 338 tentang Pembunuhan dan atau Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan. “Pelaku terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara,” ujar Hendra.
Seperti diberitakan sebelumnya,Satreskrim Polresta Bandung tengah memburu pelaku keJawa Tengah. “Saat ini kami mengejar pelaku (yang melarikan diri) ke wilayah Jawa Tengah,” kata Kapolresta Bandung Kombes Pol Hendra Kurniawan, Kamis (22/10/2020).
Peristiwa pembunuhan ini terjadi pada Sabtu 17 Oktober 2020 dini hari. Namun jasad korban baru ditemukan sekitar pukul 18.00 WIB hari yang sama. Terdapat luka sayatan cutter di dagu dan lebam di wajah korban.
Diduga kuat, korban Neng Yeti dibunuh seorang pria yang kerap datang ke kontrakan, tetapi pria itu bukan suaminya. Berdasarkan keterangan saksi kepada Polresta Bandung, korban terakhir kali terlihat pada Jumat 16 Oktober 2020 sore, sedang menonton televisi.
Pada dini hari, saksi mendengar korban berteriak “Astaghfirullahaladzim!”. Selain itu, terdengar pula suara gaduh seperti pintu ditendang, orang batuk, dan muntah dari kontrakan korban.
Keesokan hari, Sabtu 17 Oktober 2020, tetangga kontrakan mencoba mengetuk pintu kamar korban. Namun tidak ada jawaban dari kontrakan korban. Selain itu kamar kontrakan korban pun terkunci.
Sore hari, tetangga kontrakan dan pemilik kontrakan mendobrak kamar korban. Setelah pintu terbuka, korban ditemukan sudah tidak bernyawa dengan kepala tertutup bantal. Warga lalu melaporkan peristiwa itu ke Polresta Bandung.
Kombes Pol Hendra Kurniawan mengemukakan, berdasarkan keterangan saksi, korban Neng Yeti belum lama tinggal di kontrakan tersebut, sekitar dua hingga tiga bulan.
Selama mengontrak, ujar Kombes Pol Hendra, seorang lelaki tak dikenal kerap datang. Tetapi, pria itu bukan suami korban. Sementara, suami dan anak korban tidak tinggal terpisah.
Kombes Pol Hendra mengungkapkan, setelah diidentifikasi dan diautopsi, korban meninggal diduga kuat akibat pembunuhan. “Ada luka yang tidak wajar dan ditemukan fakta bahwa yang bersangkutan hamil tujuh bulan. Artinya, korban dua orang, ibu dan anak,” tandas Kombes Pol Hendra. (305/snc)