SURABAYA | patrolipost.com – Pelaku pembunuhan seorang perempuan 55 tahun di Desa Pranti, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur akhirnya berhasil terungkap. Sebelumnya korban yang bernama Nur Azizah, ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di rumahnya.
sendiri pada Senin (11/12) lalu.
Dilansir Jumat (15/12/2023), pelaku pembunuhan dari warga RT.09/RW.04 itu tidak lain adalah suaminya sendiri, Riyadi, yang sebelumnya juga melaporkan kejadian tersebut.
Riyadi diciduk dan digiring oleh polisi sebagai tersangka kasus pembunuhan ke Mako Polresta Sidoarjo, Kamis (14/12/2023). Polisi mengungkapkan penemuannya bahwa tersangka dengan tega melakukan aksi kejam tersebut karena tidak kuasa menahan emosi akibat cekcok dengan istrinya.
Peristiwa berawal ketika pelaku pulang kerja dengan maksud istirahat dan makan siang di rumah pada Senin (11/12) sekitar pukul 11.30. Pelaku berprofesi sebagai sopir penyedia kaca di Pabean, Sedati.
Riyadi mengaku, saat tiba di rumah dirinya diomeli oleh istrinya. “Loh mas kenapa kok pulang? Bekerja kok pulang-pulang terus? Nanti dipecat bosmu loh. Trus nanti kerja apa kalau dipecat ?,” ujar pelaku menirukan ucapan istrinya.
Kemudian pelaku menjawab omelan istrinya tersebut. “Sebentar ta dik, aku ini capek,” kata pelaku. Selanjutnya, korban berbicara lagi. “Kalau capek tidak usah kerja sampai besok,” cetus korban.
Meskipun demikian, korban terus mengomeli pelaku sambil masuk ke kamar mandi. Pelaku terlanjur emosi dan sudah ancang-ancang saat korban berada di dalam kamar mandi.
Setelah keluar dari kamar mandi, korban terus melanjutkan omelan kepada suaminya. Saat itu juga, pelaku segera mengambil tabung elpiji 3 kg dari dapur dan langsung memukul bagian kepala korban sebanyak tiga kali.
Aksi pelaku menyebabkan korban mendadak tidak berdaya, jatuh tersungkur sambil merintih kesakitan. Hingga akhirnya korban tergeletak dengan luka dan bersimbah darah.
Pelaku yang ketakutan, langsung membersihkan darah dengan kaos bajunya sendiri. Dia juga berupaya merekayasa pembunuhan yang dilakukan dengan cara mengarang cerita seakan-akan telah terjadi perampokan di rumahnya.
Demi melancarkan aksinya, pelaku mengeluarkan isi pakaian yang ada di lemari dan mengacak-acak kasur kamar depan, agar aksinya tidak diketahui. Selanjutnya, pelaku menyeret korban ke ruang keluarga. Pelaku menuju kediaman orang tuanya dan berdalih bahwa menantunya telah meninggal dibunuh oleh perampok.
Mendapati hal tersebut, orang tua pelaku kaget melihat kondisi korban tergeletak di ruang tamu dengan kondisi bersimbah darah dan tidak lama kemudian para tetangga sekitar ikut berdatangan. “Saya teriak-teriak, biar orang-orang menolong saya. Saya khilaf,” ucap pelaku. (305/jpc)