NEGARA | patrolipost.com – Hujan deras yang melanda wilayah Jembrana, Bali kembali menyebabkan musibah banjir. Kali ini musibah terjadi di wilayah Kecamatan Pekutatan. Sedikitnya 3 daerah aliran sungai (DAS) meluap hingga merendam permukiman, menghanyutkan rumah dan ternak serta menyebabkan kerusakan infrastruktur.
Sebelumnya dua DAS meluap Jumat (15/1/2021) dinihari. DAS Yehsatang (perbatasan Kecamatan Mendoyo dan Pekutatan) meluap. Akibatnya 12 rumah di Banjar Loloan, Desa Medewi terendam, 1 rumah diantaranya hanyut dan dua lainnya rusak berat. Ruas jalan penghubung antar banjar juga terputus.
Begitu pula luapan DAS Medewi di saat bersamaan menyebabkan 7 rumah di Banjar Pulukan terdampak banjir, 3 rumah diantaranya rusak parah. Luapan air setinggi lebih dari 1 meter ini juga menghanyutkan ternak warga di dua wilayah pesisir tersebut.
Teranyar, DAS Pulukan meluap Jumat (15/1/2021) malam. Sedikitnya 10 rumah warga di Tempek Lapangan Bawah, Banjar Pasar, Pekutatan terendam air setinggi lebih dari 1,5 meter dan menghanyutkan ternak warga.
Salah seorang warga yang rumahnya terendam luapan air sungai, Wayan Somawiasa (73) mengatakan air sungai mulai meluap sekitar pukul 22.00 Wita. “Saya dengar suara gemuruh dari belakang rumah, saat keluar, air sudah di pekarangan. Saya sama tetangga sebelah langsung keluar rumah menuju ke tempat lebih tinggi,” ujarnya.
Belum sempat menyelamatkan harta benda, beberapa menit air setinggi 1,5 meter sudah merendam permukiman warga. “Dari rumah saya ke Selatan ada 10 rumah yang terendam. Jarak dari sungai sekitar 10 meter,” ujarnya.
Salah satu rumah dihuni seorang lansia, Nengah Sukri (75) tak luput dari terjangan banjir. Beruntung Sukri yang lumpuh dievakuasi oleh keponakannya, Kadek Kartika (30) saat luapan air sungai mulai merendam pekarangan rumahnya.
“Warga lain sibuk menyelamatkan diri, langsung saya menggotong bibik saya. Beberapa saat air sudah setinggi leher,” ungkap Kartika.
Air baru surut setelah 1,5 jam kemudian. Pantauan di lokasi, di tengah hujan deras yang mengguyur Sabtu (16/2) dinihari, warga masih berusaha melakukan evakuasi. Warga yang rumahnya terendam mengungsi ke rumah tetangga yang lokasinya lebih tinggi.
Sejumlah warga juga tampak mencari dan mengevakuasi ternak mereka. Sedangkan rumah warga tampak tergenang lumpur yang cukup tinggi. Menurut warga setempat, DAS yang hulu terbesarnya di wilayah Sepang, Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini sudah beberapa kali meluap.
Salah seorang warga setempat, I Wayan Darma (63) menyebut DAS yang melalui sejumlah desa di Kecamatan Pekutatan ini sebelumnya juga sempat meluap tahun 1971 dan 1991. Namun tidak setinggi banjir yang terjadi Jumat malam.
“Saat itu kejadiannya semuanya siang hari, jadi kami bisa cepat evakuasi. Ini yang terparah, sampai setinggi ini,” ujarnya. Ia bersama warga lainnya berharap bisa segera dilakukan penanganan pasca banjir. (571)