SEMARAPURA | patrolipost.com – Jenazah sopir Kadek Oka akhirnya ditemukan mengambang di tengah laut oleh Tim SAR. Menurut Tim SAR, I Kadek Oka (51) warga Banjar Nesa, Banjarangkan, Klungkung merupakan korban meninggal ke 7 yang berhasil ditemukan, Minggu (6/7/2025).
Berdasarkan data Basarnas, jenazah ditemukan mengapung di perairan oleh KRI Pulau Fanildo (PFN)-732 yang tengah melakukan penyisiran. Atas temuan itu, Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada II sekaligus Dansatgas SAR TNI AL, Laksma TNI Endra Hartono, langsung memerintahkan KRI Tongkol (TKL)-813 untuk bergerak cepat ke lokasi dan melaksanakan evakuasi.
Sementara Katim Dokpol DVI Polda Jatim, AKBP Adam menjelaskan dari identifikasi korban wajah bulat, kepala botak, berjenggot dan berkumis, celana pendek warna hijau.
“Korban tercatat sebagai supir truk,” jelasnya Senin, (7/7/2025) .
Saat ini jenazah masih dititipkan di Rumah Sakit Blambangan, Jawa Timur.
Sementara suasana duka mendalam menyelimuti kediaman almarhum I Kadek Oka. Setelah beberapa hari pencarian pasca tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, jenazah Kadek Oka akhirnya ditemukan, Minggu (6/7/2025).
Pantauan di rumah duka, istri, anak, serta keluarga dekat almarhum tampak mempersiapkan diri untuk berangkat ke Jembrana menggunakan mobil Rush berwarna putih.
Anak almarhum, Putu Adi Prasika, saat ditemui di rumahnya mengaku masih dalam suasana duka meskipun belum mendapat informasi rinci soal kondisi ayahnya. Hanya saja memang ada informasi menyebutkan jika sang ayah sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Informasi benar ditemukan, ini persiapan mau berangkat bersama ibu dan paman. Jelas anak pertama korban, Putu Adi Prasika, ketika ditemui di rumahnya di Banjar Nesa, Desa Banjarangkan, Klungkung.
“Mohon maaf, kami masih berduka. Kami juga belum mendapat informasi pasti, hanya diminta segera berangkat,” ucapnya singkat dengan mata sembab,seraya bergegas untuk berangkat ke Gilimanuk.
Dari penuturan keluarga, I Kadek Oka merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Ia dikenal sebagai pribadi yang bertanggung jawab dan telah lama bekerja sebagai sopir. Kakaknya menyampaikan bahwa dua hari sebelum kejadian, ia sempat merasa ada firasat buruk.
“Dia sering lihat HP, buka-buka info kapal laut. Mungkin karena dia memang sering menyeberang ke Jawa,” katanya.
Keluarga juga sudah berupaya menanyakan kepada orang pintar untuk mendapat petunjuk.
“Kadek itu jarang keluar rumah, sehari-hari kerja saja. Dia tulang punggung keluarga. Kami semua sangat kaget dengan kabar ini,” tambahnya.
Informasi terakhir yang dihimpun, korban sempat menghubungi pihak perusahaan dan menyampaikan bahwa cuaca di lokasi sangat buruk. Truk yang dibawanya sudah berada di dalam area, namun tak bisa keluar karena kondisi tak memungkinkan. (855)