BORONG | patrolipost.com – Kesuksesan hidup manusia bergantung pada memahami potensi-potensi dalam dirinya untuk dikembangkan dan nantinya bisa mengatasi persoalan-persoalan hidup. Memahami dalam praktiknya berjalan dua arah, memahami diri sendiri dan memahami orang lain.
Pemilik Hotel Gloria, Kornelius Dola menegaskan pentingnya kecerdasan memahami. Memahami menjadikan kehidupan menjadi lebih baik. Dalam konteks ilmiah, kecerdasan memahami merupakan perpaduan dari kecerdasan intrapersonal dan interpersonal. Demikian disampaikan Kornelius di Hotel Gloria, Borong, Manggarai Timur, NTT, Selasa (31/8/2021).
“Sebagai jurnalis sangat penting untuk cerdas dalam memahami orang lain dan diri sendiri. Contohnya ketika hendak bertemu kepala dinas tertentu, sudah janjian namun kadisnya tiba-tiba berhalangan untuk bertemu. Hal itu tidak serta merta dinilai tidak mau bertemu bahkan sampai dibilang takut bertemu wartawan,” kata Kornelius.
Lebih lanjut Kornelis menjelaskan perjalanan karirnya yang tidak mulus. Dia bahkan memutuskan untuk keluar dari ASN dan membuka usaha Hotel Gloria yang semakin berkembang saat ini.
“Saya keluar dari posisi sebagai ASN dan lebih memilih usaha sendiri. Orang-orang sekitar menilai saya membuang peluang dapatkan uang ratusan juta rupiah, namun mereka tidak pernah tahu berapa miliar yang saya dapatkan dari usaha hotel. Kini usaha hotel ini seiring perjalanan waktu semakin berkembang. Kami selalu berbenah untuk menyesuaikan fasilitas kamar hotel supaya kekinian,” ungkapnya.
Dijelaskan Kornelius, dia pernah beberapa kali mencoba mendukung paslon pada momen Pilkada, namun paslon dukungannya selalu kalah. Dari pengalaman tersebut, pemilik hotel Gloria di Toka, Borong tersebut pun mulai berpikir bahwa talentanya bukan berpolitik.
Kornelius menambahkan, banyak masalah muncul karena kurangnya saling memahami. Kurang memahami diri dan orang lain menimbulkan munculnya salah paham yang merupakan cikal bakal konflik.
“Bisa memahami diri sendiri penting untuk bisa menentukan arah hidup ke depan. Memahami orang-orang di sekitar bertujuan menghindari salah paham. Orang yang mempunyai kecerdasan memahami tidak mudah terbawa perasaan (baper) dengan ucapan ataupun tingkah laku orang-orang di sekitarnya,” pungkasnya. (pp04)