LABUAN BAJO | patrolipost.com – Delapan desa di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapatkan bantuan moda transportasi (mobil) dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat. Penyerahan moda transportasi berupa mobil jenis Hilux yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2021 ini diserahkan secara langsung kepada kedelapan kepala desa oleh Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi di halaman kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Manggarai Barat, Jumat (23/7/2021).
Kedelapan desa tersebut adalah Desa Gorontalo, Kakor, Siru, Sompang Kolang, Ranggu, Golo Mbu, Sepang dan Tondong Belang. Selanjutnya, setiap mobil operasional ini nantinya akan dipergunakan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dari masing – masing Desa, yakni Bumdes Gorontalo, Bumdes Kakor Jaya, Bumdes Amalia Mandiri, Bumdes Kolarek, Bumdes Caritas, Bumdes Wae Kising, Bumdes Sepang Jaya dan Bumdes Mbeliling Makmur.
Kepala Dinas PMD Manggarai Barat, Mateus Ngabut menjelaskan, kedelapan BUMDes terpilih telah melalui hasil verifikasi lapangan oleh tim teknis setelah sebelumnya telah mengajukan proposal di tahun 2019.
“Pengajuannya di tahun 2019. Ada 14 desa yang mengajukan proposal melalui Dinas Perhubungan dan dimasukan ke dalam sistem KRISNA. Sesuai anggaran yang ada, terpilihlah 8 BUMDes dan sudah juga dilakukan verifikasi lapangan oleh tim teknis,” ujar Mateus.
Sementara itu, Kepala Desa Tondong Belang, Fransiskus S Vedi saat ditemui seusai kegiatan penyerahan mobil bantuan operasional BUMDes ini mengapresiasi bantuan mobil operasional dari Pemkab Mabar. Kehadiran mobil operasional ini menurut Verdi dirasakan sangat membantu dalam menunjang kegiatan peningkatan usaha yang dimiliki oleh BUMDes Mbeliling Makmur.
“Tentunya kami sebagai pimpinan desa dan juga pengurus Bumdes sangat berterimakaih atas bantuan ini yang diberikan oleh pemerintah kabupaten karena ini sangat membantu sekali dalam hal peningkatan usaha yang dilajukan oleh BUMDed terutama di BUMdes kami di Tondong Belang yaitu BUMDes Mbeliling Makmur yang bergerak di bidang usaha air minum. Sehingga dengan adanya moda transportasi ini lebih memudahkan dan juga akan meningkatan pendapatan BUMDes kami,” ujarnya.
Penggunaan mobil operasional ini nantinya oleh BUMDes Mbeliling Makmur antara lain menyuplai kebutuhan air minum bersih bagi depo – depo air minum bersih milik Burung Indonesia. Verdi menjelaskan, BUMDes Mbeliling Makmur telah menjalin kerjasama dengan Burung Indonesia dalam pengadaan Air Minum Bersih sejak tahun 2019.
Namun karena kendala pandemi Covid-19, BUMDes Mbeliling Makmur kesulitan menyuplay air minum karena tidak memiliki armada pengangkut, sehingga masih menggunakan armada milik Burung Indonesia. Kehadiran mobil operasional ini pun diharapkan dapat meningkatkan suplay air minum ke rekanan dan diharapkan mampu menambah mitra kerjasama sehingga mampu menyuplay depo depo air minum lainnya di wilayah Labuan Bajo.
“Usaha air kita sudah sejak 2019, tapi karena adanya pandemi Covid-19 membuat penyertaan modal kita yang sebenarnya sudah ditetapkan dalam APBDes tahun itu tidak bisa dilaksanakan. Tapi kita sudah membangun mitra dengan pihak lain yaitu dengan Burung Indonesia, sehingga air yang kita memiliki diambil armada yang dimiliki oleh Burung Indonesia, dengan adanya armada ini kita akan mensuplay secara berkala kepada depo yang dimiliki oleh Burung Indonsia. Tidak menutup kemingkinan kita akan menyuplai ke depo – depo lainnya yang ada di Labuan Bajo karena air kita berasal dari pegunungan Mbeliling sehinggah kualitasnya terbaik,” jelasnya
Selain itu, penggunaan mobil operasional ini juga nantinya diperuntukan untuk membantu warga desa Tondong Belang, khususnya warga pada sejumlah anak kampung yang susah dijangkau dalam mendistribusikan komoditi berupa sayuran dan buah ke sejumlah pasar yang ada.
“Wilayah Desa tondong Belang memang topografinya agak susah ada beberapa anak kampung yang memang sulit dijangkau oleh kendaraan umum yang lain sehingga dengan adanya kendaraan milik BUMDes ini harapannya kita bisa menjangkau lebih dalam lagi ke kampung – kampung yang tidak terjangkau sehinggak komoditi sayur dan buah yang dimiliki masyarakat kita bisa ambil dan salurkan di pasar,” tuturnya. (334)