SEMARAPURA | patrolipost.com – Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta bersama Ketua TP-PKK Klungkung, Ny Ayu Suwirta meninjau Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Desa Besan, Kecamatan Dawan, Minggu (6/9/2020). Kunjungan ini guna meninjau kesiapan Desa Besan dalam pengolahan sampah dengan metode TOSS.
Pihaknya mengingatkan para perangkat desa dan masyarakat Besan yang hadir, bahwa tujuan utama dari program pengolahan sampah TOSS adalah menciptakan lingkungan menjadi bersih dari sampah utamanya plastik. Bukan demi untuk mencari keuntungan. Namun sampah plastik akan bernilai jual jika sudah dipilah dan bersih. Semakin rapi sampah plastik maka akan lebih bernilai jual.
Menurutnya, TOSS Desa Besan yang dibangun dengan dana desa sebesar Rp300 juta juga harus dipertanggung jawaban dengan baik. Badan usaha milik desa (BUMDES) nantinya ditugaskan mengelola dan menjalin kerja sama dengan pihak Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia (APSI) yang saat ini telah menjalin kerjasama dengan TOSS Center Karangdadi, Kusamba. Jika sudah berjalan baik, pihaknya optimis TOSS Desa Besan akan mendapat kunjungan dari pihak pihak yang ingin belajar mengenai TOSS. Selain itu TOSS Besan akan dijadikan contoh bagi desa desa lain di Klungkung. Rumah pembibitan yang juga terdapat di dalamnya diharapkan akan lebih mengutamakan bibit tanaman buah daripada tanaman hias.
“Tidak ada TOSS Desa yang sebagus ini, kedepan saya harapkan TOSS Besan bisa benar benar beroperasi dengan baik dan mampu menangani sampah utamanya plastik di desa ini. Dana desa sebesar Rp300 juta yang digunakan untuk membangun tempat ini harus dipertanggung jawaban dengan baik,” ujar Bupati Suwirta.
Sementara itu Perbekel Desa Besan Ketut Yasa melaporkan, TOSS Desa Besan seluas 8 Are. dibangun dengan dana desa sebesar 321.695.500, rencananya akan beroperasi mulai tahun 2021 dengan jumlah petugas sebanyak enam orang. Kedepan pihaknya mengaku akan mengadakan satu unit mesin pencacah sampah organik. Kedepan kami akan lebih fokus mengelola sampah plastik di desa kami, karena sampah organik telah dimanfaatkan sebagian warga untuk kompos di ladang mereka. Namun kami tetap akan mengadakan mesin pencacah sampah organik untuk mengantisipasi sampah organik yang dibuang warga,” ujar Ketut Yasa. (855)