BANDUNG | patrolipost.com – Dinas Sosial Kabupaten Cianjur sudah menemukan nama supplier beras bercampur plastik dalam program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Kepala Dinas Sosial Cianjur Amad Mutawali mengatakan, saat ini pemeriksaan akan ditindaklanjuti oleh pihak Kepolisian.
“Pemeriksaan kita serahkan dulu dengan pihak yang berwajib, apakah memang semacam kekeliruan, atau kesengajaan, atau ada pihak-pihak tertentu kami serahkan pada pihak yang berwajib untuk menelusuri,” ungkap Amad, Senin (21/9/2020).
Amad enggan membeberkan supplier beras yang tercampur plastik tersebut. Namun, ia mengatakan supplier itu masih berbentuk CV.
Saat ini, pihaknya sedang berupaya menghubungi supplier tersebut untuk dimintai keterangan.
“Penyalurnya sudah ada, CV, ada supplier-nya. Tinggal kami nanti akan konfirmasi terkait masalah penyaluran berasnya itu,” kata Amad.
Ia menjelaskan, dari 315 keluarga penerima manfaat (KPM) yang terdaftar di e-warong Desa Sukaratu Kecamatan Bojongpicung, Cianjur, hanya 3 KPM yang melaporkan kasus tersebut.
“Dilihat itu ada 315 KPM yang penyaluran berasnya sudah disalurkan semua. Dari 315 KPM itu ada 3 KPM yang mereka komplain terkait berasnya bercampur butiran plastik,” tutur dia.
Artinya, hanya 3 karung beras yang terdeteksi tercampur butiran plastik.
“Saya kira dari 315 khusus di Desa Sukaratu itu, 1 agen. Dilihat satu karung saja ada yang 10 butir, paling banyak itu sekitar 40 butir. Dan hanya 3 karung yang ditemukan dari 315 KPM,” pungkas Amad.
Periksa Kesehatan Warga
Petugas Puskesmas Bojongpicung Kabupaten Cianjur, Jawa Barat melakukan pengecekan kesehatan pada beberapa warga yang sempat memasak dan mengkonsumsi beras Bansos BPNT bercampur butiran plastik.
Ada tiga KPM yang dites kesehatan, salah satunya Titin (50) yang mengkonsumsi beras bercampur butiran plastik itu bersama anak dan cucunya.
Petugas Puskesmas Bojongpicung Asep Yanto, mengatakan dari hasil pemeriksaan kesehatan, warga yang mengkonsumsi beras tersebut tidak mengeluhkan gangguan kesehatan.
“Tadi sudah ditanya, mereka tidak mengeluhkan sakit, baik itu mual ataupun pusing. Sementara kondisinya masih sehat,” kata dia saat ditemui di lokasi e-waroeng Kampung Margaluyu Desa Sukaratu, Senin (21/9/2020).
Meski begitu petugas bakal mengecek kondisi kesehatan secara berkala untuk memastikan tidak terjadi gangguan pencernaan ataupun gangguan kesehatan lainnya.
“Kami akan pantau secara berkala kesehatannya, sebab bagaimanapun baik sedikit ataupun banyak ada benda yang tidak harusnya dimasak dan dimakan dikonsumsi oleh KPM tersebut,” kata dia.
Dimasak untuk Makan Cucu
Titin (50), salah seorang KPM, mengaku sempat mengkonsumsi beras bercampur butiran plastik. Menurutnya begitu mendapatkan bantuan beras dan sembako lainnya dari program BPNT, ia langsung memasaknya untuk makan anak serta cucunya.
“Awalnya tidak tahu ada butiran plastik, jadi langsung masak saja. Tapi begitu dimakan, terasa ada butiran keras yang tergigit. Saya kira itu kerikil yang belum terbuang saat mencuci beras. Begitu saya lihat, ternyata butiran plastik,” ujar Titin. (305/dtc)