Tom MC Ifle: Digitalisasi Faktor Munculnya Generasi Muda sebagai Pengguna Obat Tradisional

tom mc
Founder Top Coach Indonesia Tom MC Ifle di Gianyar, Bali. (maha)

GIANYAR | patrolipost.com – Produk kesehatan tradisional atau herbal seperti jamu atau minyak oles hingga lulur tradisional dan lainnya yang dihasilkan oleh industri atau pelaku UMKM  saat ini mulai digemari oleh masyarakat khususnya kalangan muda.

Founder Top Coach Indonesia Tom MC Ifle mengungkapkan, sejak merebaknya pandemi Covid-19 masyarakat memilih kesehatan yang tidak berhubungan dengan kimia, melainkan lebih memilih obat alternatif seperti obat herbal.

“Setelah pandemi kebanyakan orang memilih obat alternatif, seperti obat tetes, vitamin, obat herbal sehingga booming gara-gara pandemi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, karena banyak pengaruh bahwa obat kimia itu tidak baik,” jelas Tom di Gianyar, Bali, Selasa, 13 Mei 2025 malam lalu.

Ia menyoroti, saat ini pasar obat herbal mulai diambil alih oleh generasi muda. Pasalnya saat ini muncul berbagai macam obat herbal kekinian. Seperti jamu kekinian, kunyit asem, hingga minyak oles beraoma terapi.

“Sebagai contoh kutus-kutus atau sanga-sanga memproduksi minyak yang aromanya tidak seperti jamu lagi,” ucapnya.

Dikatakan Tom, digitalisisasi, internet dan reseller menjadi faktor munculnya generasi muda sebagi pengguna jamu atau obat tradisional pasca pandemi hingga sekarang.

Ketua Dewan Jamu Indonesia dr Daniel Tjen menambahkan, Bali memiliki kearifan lokal di bidang kesehatan tradisional. Menurutnya, masyarakat Bali selain melakukan pengobatan ke dokter juga memilih pengibatan tradisional ke tokoh agama atau Pedande.

“Memang itu sesuai dengan filosofi jamu Jampi Usada. Jampi itu asal katanya jampi, mantra, blessing. Jadi dari dulu memang sudah ada nilai-nilai ghoib, supranatural yang ada d seluruh wilayah Indonesia,” kata Daniel Tjen.

Perkembangan obat herbal di Indonesia dari sisi bahan baku berbasis alami mengalami kemajuan. Saat ini terdapat 40 ribu jenis tanaman yang potensial dikembangkan menjadi bahan baku obat herbal.

“Ini potensi yang harus kita tumbuh kembangkan, jika tidak akan dimanfaatkan orang lain,” ucapnya.

Dikatakan Daniel Tjen, data belanja obat-obatan per tahun mencapai Rp 1 Triliun. Sekitar 90% persen bahan baku obat dibeli dari luar, yang berarti devisa negara keluar sebesar Rp 98 triliun.

Untuk itu, ia berharap kekayaan alam Indonesia dengan tanaman yang berpotensi bisa dijadikan bahan obat herbal atau jamu dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi ekosistem kesehatan tradisional.

“Jamu memberikan solusi kesehatan, untuk lingkungan, solusi untuk ekonomi. Dan jamu itu suatu diplomasi. Bagaimana kita mendamaikan negara-negara yang bersengketa melalui diplomasi jamu,” kata Daneil Tjen. (pp03)

Pos terkait