LABUAN BAJO | patrolipost.com – Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa menyampaikan Gerakan Wisata Bersih diharapkan mampu meningkatkan kualitas destinasi wisata Indonesia sehingga mampu bersaing di kancah global. Salah satu faktor penyebab adalah rendahnya angka kesehatan dan kebersihan. Saat ini, Indonesia masih tertinggal dari negara negara Asia lainnya.
Saat meresmikan Gerakan Wisata Bersih di Labuan Bajo, Sabtu (12/4/2025), Wamenpar menyebut meski terjadi kenaikan peringkat pada hasil Survey Travel and Tourism Development Index, yang semula dari peringkat 32 menjadi 22 di tahun 2024, namun pada indeks kesehatan dan kebersihan, Destinasi Wisata Indonesia masih jauh dari tingkat rata – rata di Asia.
“Untuk pilar healthy hygiene kita masih rendah bahkan turun angkanya, dari 89 turun jadi 82, dan kalau kita bicara rerata di Asia kita juga cukup rendah dari rerata Asia 4,6 kita di angka 3 koma. Artinya ini menjadi perhatian serius bagi kita semua agar Indonesia jadi wisata yang mendunia, dengan kekayaaan alam dan budaya yang kita miliki. Kita terus lanjutkan gerakan bersih ini agar kita komitmen, bahwa salah satu yang mendukung destinasi punya daya saing di tingkat global adalah health hygiene,” ujar Puspa.
Puspa menyebut, salah satu pilar yang menyebabkan rendahnya angka kesehatan dan kebersihan ditunjukan oleh masalah penanganan sampah yang rendah dan berdampak pada terganggunya daya saing pariwisata Indonesia di tingkat global. Tak sedikit wisatawan yang mengeluhkan buruknya pengelolaan sampah plastik pada setiap destinasi wisata di Indonesia.
“Kami harap dengan tempat ini kami pilih maka akan semakin meningkatkan dan membuka mata publik soal masalah sampah adalah masalah yang serius karena masalah sampah bukan soal wisatawan tidak nyaman datang ke satu destinasi wisata tapi sudah mengganggu daya saing kita di ditingkat global,” kata Puspa.
Untuk itu, Puspa menyebut Gerakan Wisata Bersih mulai digalakan di semua daerah di seluruh Indonesia yang dimulai pada sejumlah daerah destinasi wisata super prioritas. Sebelum di Labuan Bajo, Gerakan Wisata Bersih sudah dilakukan di kawasan wisata pantai Parangtritis Yogyakarta dan Kota Tua di Jakarta.
“Gerakan ini kami gagas diawal dengan Ibu Menteri bersama – sama di kementerian Pariwisata didasari dari kegelisahan banyak sekali wisatawan yang menyampaikan ke kami bahwa banyak destinasi wisata yang belum bisa menjaga kebersihannya”
“Tapi gerakan ini kami pilih bukan karena kotanya kotor tapi karena ingin meningkatan awareness dan menarik lebih banyak awareness di destinasi – destinasi yang menjadi atau saat ini sudah ditetapkan sebagai kawasan wisata prioritas,” ujar Puspa.
Gerakan Wisata Bersih di Labuan Bajo dilakukan pada kawasan Marina Waterfront dan Pantai Pede Labuan Bajo dengan melibatkan sejumlah stakeholder dan elemen masyarakat.
Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi dalam sambutannya mengapresiasi gerakan wisata bersih yang dilakukan di Labuan Bajo. Gerakan ini sebut Edistasius akan menjadi fondasi dan budaya baru dalam mewujudkan Wisata Labuan Bajo yang bersih.
“Kami terimakasih kepada Kemenpar dan seluruh stakeholder hari ini kita berkumpul di tempat ini untuk mewujudkan Labuan Bajo bersih yang identik dengan sebuah harapan baru untuk bisa mewujudkan Labuan Bajo bersih tentu butuh keterlibatan kita semua agar orang suka dan betah datang di tempat kita,” ujar Edi Endi.
Bupati Edistasius juga menyebut, untuk mewujudkan Labuan Bajo menjadi wisata yang bersih dan berkelanjutan, Pemkab Manggarai Barat mengajak Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Labuan Bajo untuk menerapkan larangan penggunaan air minum kemasan botol atau dalam bentuk gelas di atas kapal-kapal wisata yang ada di perairan Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo.
Menurutnya, sebentar lagi di kapal – kapal, restaurant tidak diizinkan menggunakan air minum kemasan botol atau dalam bentuk gelas, diganti dengan tumbler dan gallon. Diharapkan KSOP menyosialisasikan aturan tersebut kepada wisatawan pengguna kapal wisata. Bila ada yang melanggar, dipastikan mereka tidak bisa berangkat.
“Aturan ini bertujuan agar kepariwisataan berkelanjutan dan lingkungan kita tetap terjaga dengan baik,” ujar Bupati Edi. (334)