Warga Konsumsi Air Kali, Wakil Ketua DPRD Mabar: PDAM Wae Mbeliling Jangan hanya Cari Untung

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Manggarai Barat, Marsel Jeramun. (ist)

LABUAN BAJO | Patrolipost.com – Apa yang dialami oleh warga Desa Golo Tanggar, Kecamatan Komodo Kabupaten Manggarai Barat yakni menggunakan air kali untuk keperluan minum dan kebutuhan lainnya  juga mendapatkan tanggapan dari Wakil Ketua II DPRD Mabar, Marsel Jeramun. Ditemui di ruangannya, Jumat (4/6), Marsel menyoroti kinerja unit teknis Perumda Wae Mbeliling yang dinilai tidak serius mengatasi masalah pemenuhan air minum bersih bagi warga Manggarai Barat.

Diberitakan sebelumnya, warga desa persiapan Golo Tanggar yang merupakan pemekaran dari desa Macang Tanggar pada bulan Januari 2021, harus mengonsumsi air kali Wae Rae selama puluhan tahun. Kondisi ini dikarenakan sejak tahun 1998, warga desa persiapan Golo Tanggar yang meliputi dusun Laing Bakok, dusun Wae Bue dan dusun Bancang dengan total penduduk sebanyak 1.152 jiwa ini tidak pernah menikmati jaringan air bersih.

Bacaan Lainnya

Marsel menilai penyematan label Labuan Bajo sebagai destinasi super prioritas sangat kontradiktif dengan kebutuhan air bagi warga yang belum secara merata terpenuhi. Hal ini dikarenakan, Perumda Wae Mbeliling yang mendapati tugas untuk memenuhi kebutuhan air bagi warga pada wilayah perkotaan dan wilayah penyangga dinilai hanya sebatas mengutamakan keuntungan dibanding menjalankan fungsi pelayanan bagi masyarakat.

“Pemda tiga tahun terakhir sudah menyerahkan sepenuhnya urusan pemenuhan air dalam kota maupun wilayah penyangga kepada yang namanya BUMD Wae Mbeliling. Keadaan BUMD ini tidak serta merta menghilangkan fungsi Pelayanan Pemerintah. BUMD tidak boleh pure profit, tidak boleh pure bisnis dia juga harus bisa mengambil peran fungsi pelayanan dari pemerintah dan Itu yang belum dijalankan,” ujar politisi PAN ini.

Marsel menyebutkan, selain warga Desa Golo Tanggar, masih banyak desa lainnya yang belum menikmati air bersih. Daerah sumber air seperti Melo di desa Liang Ndara menurutnya juga menjadi korban dari pola kerja PDAM yang tidak serius. Hal ini pun menjadi catatan merah yang seharusnya perlu diperbaiki oleh managemen PDAM Wae Mbeliling

“Dulu saya omong mestinya ini menjadi catatan merah bagi Manajemen PDAM Wae Mbeliling ini karena sangat tidak masuk akal masyarakat yang secara turun temurun itu mempunyai hak penguasaan atas air minum tiba – tiba pada akhirnya tidak bisa menikmati airnya sendiri. Tadi disebutkan Lobohusu termasuk yang paling lama Itu di Melo, Desa Liang Ndara. Mereka itu sudah menjerit, meminta berkali – kali, tidak banyak kok, mereka juga tau, tapi sampai sekarang PDAM Wae Mbeliling belum bisa menjawab secara baik dan benar,” ujarnya.

Untuk itu, Marsel berharap pemerintah daerah segera mengatasi masalah kekurangan serta ketiadaan jaringan bersih bagi warga Manggarai Barat. Berbicara soal anggaran, Marsel menilai anggaran pemenuhan kebutuhan dasar termasuk air bersih sudah maksimal tersedia.

“Karena itu Pemerintah harus secepatnya mengurai masalah ini jangan dibiarkan itu berlarut – larut. Masyarakat tidak boleh tidak mendapatkan air yang tidak layak untuk dikonsumsi. Kalau bicara soal anggaran untuk pemenuhan kebutuhan dasar, saya rasa itu sudah terlalu luar biasa dikelola oleh Pemda hanya kembali kepada instansi teknis kurang terlalu serius untuk menerjemahkan visi besar pempus, pemprov dan Pemkab,” ucapnya.

Untuk itu, Ia mendorong Perumda Wae Mbeliling termasuk instansi teknis lainnya untuk sesegera mungkin menyiapkan solusi sebagai jalan keluar mengatasi ketersediaan air minum bersih dengan mengerahkan segala semua sumber daya yang ada  untuk kepentingan masyarakat.

“Saya minta secepatnya merespon ini. Perumda punya Infrastruktur baik dengan jangka menengahnya menyiapkan pipanisasi air untuk masyarakat yang membutuhkan maupun saat emergensi menggunakan mobil mobil tangki yang mereka miliki. Daripada hanya menjual pada yang punya uang saja, sesekali melayani kebutuhan masyarakat itu juga menurut saya jauh lebih penting daripada hanya mengejar keuntungan yang juga tidak jelas sampai sekarang apakah untung atau rugi kita ini,” ujarnya.

Lanjut Marsel, kehadiran Perumda Wae Mbeliling sebagai salah satu perusahan milik daerah tidak hanya harus selalu mengutamakan keuntungan bisnis, namun jauh diatas itu, kepentingan melayani warga masyarakat dengan menyediakan air bersih haruslah juga menjadi prioritas.

Menurut Marsel, kondisi memperihatinkan yang dirasakan oleh warga Desa Golo Tanggar akan disampaikan langsung kepada Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi agar segera dilakukan tindakan preventif guna mencegah dampak – dampak buruk yang ditimbulkan yang membuat warga semakin menderita sebagai akibat mengonsumsi air kali selama puluhan tahun. Salah satu yang diperhatikan yakni masalah kesehatan.

“Kita akan sampaikan ke Bupati untuk secepatnya turun ke lapangan. Kita punya banyak mobil tangki baik yang ada di Perumda Wae Mbeliling, instansi BPBD maupun di Dinas Perumahan. Jadi tidak ada alasan untuk pemerintah untuk menunda ini. Setelah ini saya akan sampaikan kepada Bupati untuk turun langsung karena ini jauh lebih berdampak daripada sidak, walaupun itu juga baik tapi ini juga yang dibutuhkan masyarakat,” ujarnya.

Marsel juga mendesak Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat untuk segera melakukan tindakan preventif (pencegahan) dengan melakukan uji kelayakan pada air kali Wae Rae yang digunakan warga selama puluhan tahun.

“Dinas Kesehatan punya tupoksi, apakah air Itu layak dikonsumsi masyarakat, mereka punya Infrastruktur dan kewenangan untuk menguji kadar higienis baik makan maupun air yang dikonsumsi warga Manggarai Barat. Kita tidak ingin menunggu ada korban baru kita merespon, sebaiknya upaya preventif Itu dilakukan,” harapnya. (334)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *