DEIR AL-BALAH | patrolipost.com – Dipaksa meninggalkan rumahnya akibat serangan Israel di Gaza selama tujuh bulan, Salwa al-Masri serta jutaan warga Gaza tidak punya banyak harapan bahwa penderitaan mereka akan diatasi dengan keputusan PBB. Kendatipun Pengadilan Tinggi memerintahkan Israel untuk menghentikan serangannya di Rafah.
“Pembantaian semakin meningkat. Mereka tidak boleh mengatakan satu hal, padahal tindakannya berbeda,” kata Masri, yang meninggalkan rumahnya di Gaza Utara pada awal perang.
“Kami ingin keputusan ini diterapkan di lapangan,” sambungnya, sambil memasak makanan di atas api terbuka di luar tenda di Deir al-Balah.
Para hakim di Pengadilan Dunia, yang juga dikenal sebagai Mahkamah Internasional (ICJ), memerintahkan Israel pada hari Jumat (24/5/2024) untuk menghentikan serangannya di Provinsi Rafah. Keputusan ini menandai keputusan darurat penting atas kasus yang diajukan oleh Afrika Selatan yang menuduh Israel melakukan genosida dalam serangannya di Jalur Gaza.
Namun Pengadilan Dunia tidak mempunyai sarana untuk melaksanakan perintahnya, dan menteri kabinet perang Israel Benny Gantz mengatakan Israel akan melanjutkan perang yang “adil dan perlu” melawan kelompok militan Hamas untuk memulangkan sandera dan menjamin keamanannya.
Pejuang Hamas membunuh sekitar 1.200 orang di Israel dalam serangan 7 Oktober dan menculik sekitar 250 orang lainnya, menurut penghitungan Israel. Otoritas kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 35.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan balasan Israel yang menghancurkan sebagian besar wilayah kantong tersebut.
Israel menolak tuduhan Afrika Selatan bahwa mereka melakukan genosida terhadap warga Palestina dalam perang Gaza, dengan alasan bahwa mereka bertindak untuk membela diri dan melawan Hamas.
“Israel tidak peduli dengan dunia, mereka bertindak seolah-olah berada di atas hukum karena pemerintah AS melindungi mereka dari hukuman,” kata Shaban Abdel-Raouf, warga Palestina yang empat kali mengungsi akibat serangan Israel.
“Dunia belum siap untuk menghentikan pembantaian kami di tangan Israel,” kata Abdel-Raouf, yang dihubungi melalui telepon oleh reuters.
Israel mulai melakukan serangan ke Rafah awal bulan ini, dengan mengatakan bahwa mereka bertujuan untuk memusnahkan sisa pejuang Hamas yang bersembunyi di sana. (pp04)