Wujudkan Gerakan Bali Bersih Sampah, Dewa Indra Ajak Kepala PD Membuat Teba Moderen

sekda indra1
Pertemuan Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra dengan Kepala PD Pemprov Bali di Halaman Kantor BPBD Provinsi Bali. (ist)

DENPASAR | patrolipost.com – Menindaklanjuti Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah, Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra mengajak Kepala Perangkat Daerah (PD) agar menjadi contoh bagi masyarakat melalui pembuatan teba moderen di seluruh kantor PD Pemprov Bali.

Kepala PD Pemprov Bali sepakat, paling lambat pada akhir bulan April 2025, teba moderen sudah ada di lingkungan masing-masing. Kesepakatan itu tercetus dalam pertemuan Sekda Dewa Indra dengan Kepala PD Pemprov Bali di Halaman Kantor BPBD Provinsi Bali, Selasa (8/4/2025) sore.

Bacaan Lainnya

Kesepakatan membuat teba moderen pada kantor PD merupakan bentuk gerakan masif untuk mewujudkan Bali bersih dari sampah sesuai amanat SE Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2025.

Sekda Dewa Indra menyampaikan, ada dua hal prinsip yang diamanatkan dalam SE Gubernur Nomor 9 Tahun 2025 yaitu mengajak seluruh masyarakat bertanggung jawab atau menyelesaikan sendiri sampah yang dihasilkan.

“Istilah kerennya, pengolahan sampah berbasis sumber. Masing-masing harus bertanggung jawab pada sampah yang dihasilkan, termasuk kita,” kata Dewa Indra.

Prinsip kedua yang diamanatkan SE tersebut adalah pengurangan sampah plastik. Menindaklanjuti SE tersebut, Sekda Dewa Indra bertanggung jawab untuk mengawal agar kebijakan pimpinan tidak mandeg.

“Sekda bertanggung jawab menjadi dirigen dalam implementasi kebijakan ini,” imbuhnya.

Sebelum mengorkestrasi kebijakan itu ke lingkungan eksternal, ia memandang perlu untuk melakukan konsolidasi di internal birokrasi.

“Sama seperti kebijakan penggunaan tumbler, saya pastikan dulu seluruh PD sudah melaksanakannya. Baru kemudian melanjutkan dengan menyurati Bupati/Walikota dan Forkopimda,” ujarnya.

Selain penggunaan tumbler, ia juga memastikan tidak ada lagi penggunaan air dalam kemasan plastik pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan Pemprov Bali.

“Dengan demikian, kita sudah menyelesaikan satu substansi pada SE Gubernur Nomor 9 Tahun 2025,” jelasnya.

Langkah berikutnya, ia ingin mendorong gerakan masif pengolahan sampah berbasis sumber melalui pembuatan teba moderen di seluruh PD yang kantornya masih memiliki halaman atau lahan kosong.

“Saya tahu beberapa PD sudah punya, tapi tidak tahu kondisinya, apakah masih berfungsi dengan baik,” ujarnya sembari mengatakan bahwa teba modern adalah cara perangkat daerah untuk menyelesaikan sampah di kantor masing-masing.

Terkait dengan teba modern, birokrat kelahiran Buleleng ini mengingatkan agar perangkat daerah tidak sekadar membuat secara fisik.

“Fisiknya tumpukan buis beton, tapi softwarenya juga sangat penting untuk mendapat perhatian. Softwarenya adalah kesadaran dan perilaku pegawai di lingkungan perangkat daerah. Dimulai dari kesadaran memilah sampah,” ungkapnya.

Kesadaran dan perilaku itu sangat penting agar teba moderen benar-benar berfungsi dengan baik .

“Dalam banyak kasus, bentuknya teba moderen tapi pemanfaatannya sebagai teba tradisional. Dalam artian, semua jenis sampah dibuang dalam satu lubang. Padahal kalau teba modern, hanya untuk sampah organik yang pada saatnya bisa menjadi pupuk. Sedangkan anorganik, pengolahannya dikoordinasikan dengan TPS3R terdekat atau usaha daur ulang. Residu lain seperti sisa makanan, bisa diolah menjadi pupuk organik cair,” paparnya.

Oleh sebab itu, ia mewanti-wanti seluruh kepala PD untuk melakukan literasi kepada pegawai di lingkungan masing-masing agar teba moderen berfungsi dengan baik. Selain di seluruh PD Pemprov Bali, Sekda Dewa Indra juga menginstruksikan pembuatan teba modern di lingkungan sekolah.

Sekretaris BPBD Provinsi Bali I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya menyampaikan, pembuatan teba moderen sangat simple dan tidak membutuhkan waktu lama.

“Untuk membuat dua teba moderen, hanya butuh waktu tiga hari. Kalau komitmen lebih tinggi, bisa jadi PD lain bisa menyelesaikan lebih cepat,” kata Teja Bhusana Yadnya.

Teba moderen dibuat dengan tumpukan tiga buis beton, dua ditanam dan satu di atas permukaan.

“Kita bikin satu buis di permukaan agar bisa dimanfaatkan sebagai meja. Dari kalkulasi kami, pembuatan dua teba moderen menghabiskan anggaran Rp. 3 juta,” sebutnya.

Menurut Teja, saat ini BPBD Bali sudah punya 5 teba moderen yang sudah berfungsi dengan baik sehingga sampah organik tidak ada keluar. (pp03)

Pos terkait