Yayasan Duta Bina Bhuana Gandeng Ekspatriat Bantu Perempuan-Anak Korban Kekerasan

yayasan duta bina
Ni Luh Arie Ratna Sukasari BSc. (ray)

MANGUPURA | patrolipost.com – Tingginya angka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Bali, menjadi perhatian khusus puluhan ekspatriat. Mereka bergabung bersama Yayasan Duta Bina Bhuana untuk nantinya membantu para korban mulai dari memberikan bimbingan psikologis hingga pendampingan hukum.

Pengurus Yayasan Duta Bina Bhuana Ni Luh Arie Ratna Sukasari BSc mengatakan, bergabungnya puluhan eksptariat karena merasa terpanggil setelah melihat tingginya kasus kekerasan terutama tindak pidana asusila menimpa kaum perempuan dan anak di Bali.

“Program dari yayasan ini adalah the people’s law center. Jadi, mulai dari memberikan penyuluhan sampai pendampingan hukum,” ungkap Ratna Sukasari saat ditemui di Petitenget, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Sabtu (11/12) sore.

Dikatakannya, para perempuan maupun anak-anak yang menjadi korban kekerasan akan dibantu secara gratis. Anak yang menjadi korban apabila masih sekolah dan kalau mereka mau akan disekolahkan di sekolah Dharma Budhi Bhakti milik yayasan di Dalung. Sedangkan masalah pendampingan hukum, pihak yayasan juga memiliki advokat.

“Semuanya itu ditanggung oleh yayasan kami. Bantuan ini secara gratis,” ujar Sukasari didampingi pengacara muda Charlie Usfunan.

Nantinya jika ada kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan, pihaknya segera melakukan investigasi sekaligus perlindungan. “Sebenarnya, upaya yang paling utama adalah memberikan penyuluhan untuk pencegahan supaya tidak terjadi lagi kekerasan terhadap anak dan perempuan. Tujuannya supaya tidak ada lagi kekerasan terhadap anak dan perempuan di Bali. Kita akan lebih ke upaya pencegahan,” katanya.

Yayasan Duta Bina Bhuana juga akan melakukan diskusi hukum dengan tujuan membangun hukum di Indonesia yang adil dan bijaksana.

“Pesertanya tidak harus lawyer. Siapa saja yang ingin ikut, karena arahnya adalah untuk mengedukasi masyarakat. Program the people’s law center ini baru kita mulai sejak Oktober 2021. Diharapkan tidak ada lagi perempuan dan anak jadi korban kekerasan khusunya kasus asusila,” harapnya. (007)

Pos terkait