GIANYAR | patrolipost.com – Sedikitnya 12 ribu ekor anak itik terbakar hidup-hidup di Banjar Dangin Labak, Desa Singakerta, Ubud, Kamis (28/11) pagi. Anak itik itu hangus setelah kebakaran hebat meludeskan kandang berukuran 60 meter x 8 meter milik pengusaha ternak, I Wayan Sumadi (52).
Dari informasi di lokasi, kebakaran tersebut pertama kali diketahui oleh adik korban Sudiarta (43), sekitar pukul 06.00 Wita. Berawal dari bau pengit, Sudiarta yang baru bangun pagi lantas mencari sumbernya. Tanpa dinyana dia mendapati kepulan asap hitam dan kobaran api berasal dari kandang itik milik korban.
Tak berpikir lama, Sudiarta yang merupakan adik kandung korban ini, memberi tau kepada sejumlah keluarganya, lalu berusaha memadamkan api. Tak berselang lama, beberapa warga pun ikut membantu dengan alat seadanya. Namun api justru bertambah besar.
Untunglah salah seorang warga yang juga staf Damkar, langsung menghubungi Pos Pemadam Kebakaran (Damkar) terdekat yakni Pos Ubud Gianyar. Sekitar pukul 06.25 Wita, lima unit kendaraan Damkar tiba di lokasi kejadian. Dengan cekatan petugas Damkar Gianyar berjibaku memadamkan api, dan mencegah supaya api tak merembet ke bangunan lain.
“Syukurnya petugas dengan cepat tiba di lokasi dan menghalau api. Kobaran api sangat besar dan nyaris merembet ke bangunan rumah kami,” terang I Wayan Sumadi.
Lanjutnya, sebelumnya bangunan itu adalah kandang ayam. Namun, diantara bangunan yang diperuntukkan sebagai kandang ayam boiler, untuk sementara diisi itik. Di dalam kandang itu ada sedikitnya 12 ribu ekor itik yang baru dimasukkan dua hari lalu.
“Kerugian sekitar Rp 500 juta. Kami menduga, kebakarannya akibat kompor pemanas kendang jatuh ke lantai,” sesalnya.
Kepala Dinas Damkar Gianyar, Made Watha mengatakan, ketika mendapatkan laporan via telepon, pihaknya langsung menurunkan lima unit armada Damkar dengan jumlah personel 20 orang. Waktu yang dihabiskan dalam memadamkan api hanya sekitar 30 menit.
Dalam memadamkan api, pihaknya tidak mengalami kendala. Namun lantaran meterial yang terbakar ini sangat mudah tersulut api, sehingga satu bangunan ludes.
“Tidak ada korban jiwa, tapi kerugian yang dialami korban lumayan banyak,” ujar Watha. (338)