48 Pengajar Vokasi Bidang Kuliner Ikuti Program ToT on French Cooking for Vocational Culinary Teaching

training
Kemendikbudristek berkolaborasi dengan Institut Francais d’Indonesie menyelenggarakan program Training of Trainers (ToT) on French Cooking for Vocational Culinary Teaching. (Ist)

DEPOK | patrolipost.com –  Untuk meningkatkan kompetensi pengajar vokasi bidang kuliner, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek melalui Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata (BBPPMPV Bispar) berkolaborasi dengan Pemerintah Prancis melalui Institut Francais d’Indonesie menyelenggarakan program Training of Trainers (ToT) on French Cooking for Vocational Culinary Teaching.

Program pelatihan yang berlangsung pada 7 Oktober hingga 22 November 2024 ini melibatkan 48 peserta yang terdiri atas widyaiswara BBPPMPV Bispar Departemen Boga, guru sekolah menengah kejuruan (SMK), instruktur lembaga kursus dan pelatihan (LKP), dosen perguruan tinggi vokasi (PTV), serta chef profesional.

Bacaan Lainnya

Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek Saryadi menerangkan, program ini mendorong insan vokasi di bidang kuliner agar berdaya saing global dan mampu memajukan industri kuliner Indonesia.

“Ini juga merupakan komitmen Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dalam merefleksikan Peraturan Presiden (Perpes) Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi,” ujar Saryadi pada pembukaan ToT on French Cooking for Vocational Culinary Teaching di Depok, Jawa Barat, Senin, 7 Oktober 2024.

Menurut Saryadi, implementasi Perpres tersebut dapat terwujud melalui kolaborasi. Salah satunya ialah dengan pemerintah Prancis yang memiliki tujuan yang sama untuk mendukung pendidikan vokasi di Indonesia.

“Dari perspektif kerja sama, pelatihan ini adalah kristalisasi inisiasi kerja sama Indonesia dan Prancis. Setelah melalui berbagai diskusi panjang, saya bersyukur pelatihan ini terwujud. Semoga banyak pendidik vokasi yang terimbas dari pelatihan ini,” ujarnya.

Kepala BBPPMPV Bispar, Arie Wibowo Khurniawan. Menurutnya, kompetensi ini bukan hanya soal mengasah keterampilan memasak cookery dan pastry berstandar internasional, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk meng-upgrade pengetahuan pengajar vokasi sehingga berdampak pada pembelajaran.

“Program ToT menjadi babak baru untuk peningkatan pendidikan vokasi bidang kuliner. Bersama kita ciptakan gelombang perubahan yang mempercepat pertumbuhan pendidikan vokasi yang berkualitas global,” ujar Arie.

Transfer Pengetahuan Kuliner

Sebagai negara prioritas kerja sama untuk pendidikan vokasi, Prancis terus berbagi praktik baik di bidang vokasi, tak terkecuali kuliner. Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Fabien Penone menuturkan bahwa program ToT ini pun menjadi salah satu bagian dalam Pekan Gastronomi Prancis.

“Program ToT tidak hanya mempromosikan gastronomi Prancis, tetapi juga peningkatan kualitas pengajar vokasi di Indonesia, yang nantinya pun akan mendapatkan sertifikat untuk upaya legalisasi pelatihan,” jelas Fabien.

Fabien menambahkan, kolaborasi ini akan menghadirkan win win solution untuk kedua negara. Eratnya kerja sama tersebut diharapkan berdampak pada peningkatan kompetensi pengajar vokasi yang akan melakukan pelatihan selama 7 minggu.

Dalam pelatihan ini, para peserta akan belajar teknik dan tradisi masakan Prancis di bawah pendampingan langsung oleh chef-chef profesional dari Institut Disciples Escoffier, yakni, Antoine Audran (Master Culinary Chef), Didier Basse (Master Culinary Chef), Budiawarman Janaka (Asst. Culinary Chef), Gerald A. Maridet (Master Pastry Chef), dan Camelia Dewitri (Asst. Pastry Logistic).

Sementara itu, Robert Fontana selaku Kepala Institut Disciples Escoffier menjelaskan,  program ToT penting untuk menjawab kebutuhan industri, mengingat banyaknya industri kuliner di Indonesia membutuhkan tenaga kerja kompeten yang menguasai kuliner Prancis.

Oleh karena itu,  para pengajar membutuhkan kompetensi yang sesuai dengan standar industri sehingga dapat mentransfer pengetahuan kepada murid.

“Kepada para peserta, saya mendukung agar memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. Kalian adalah agen-agen baru dalam mendorong pendidikan kuliner sejalan dengan industri,” ujar Robert.

Program pelatihan untuk pengajar vokasi ini pun merupakan rangkaian kerja sama antara Indonesia dan Prancis yang sebelumnya sudah terjalin sejak lama. Kerja sama tersebut tidak hanya di bidang kuliner, tetapi juga bidang vokasi lainnya. (Pp03)

Pos terkait