SINGARAJA | patrolipost.com – Longsor sepanjang 30 meter terjadi di perbatasan Desa Mayong dan Desa Rangdu, Kecamatan Seririt, beberapa waktu lalu, menyumbat saluran induk irigasi yang mengairi 4 subak. Dikhawatirkan, jika tak segera diperbaiki mengancam sekitar 150 hektare sawah dan kebun terancam gagal panen.
Keempat subak yang tersumbat itu adalah Subak Rangdu, Subak Ringdikit, Subak Tua Bubunan dan Subak Anyar Bubunan. Petani yang merasa khawatir mengeluhkan kondisi itu. Beruntung DPRD Buleleng mendengar keluhan itu dan mendatangi lokasi irigasi induk yang tersumbat.
Komisi II DPRD Buleleng, Selasa (19/1) turun ke lokasi longsor di aliran irigasi induk yang ada di Desa Rangdu. Para wakil rakyat itu memandang serius masalah itu terlebih sawah seluas 150 hektar terancam gagal panen.
Klian Subak Anyar Bubunan, Nyoman Surama mengatakan, bencana longsor terjadi pada 5 Januari 2021 lalu dan panjang longsor mencapai 30 meter dengan kedalaman 15 meter. Saluran utama yang mengairi empat subak tersumbat lantaran tertimbun sisa material longsor.
“Kalau tidak segera ditangani, bisa sekitar 150 hektare tanaman padi gagal panen. Kami berharap agar kondisi ini segera ditangani oleh pemerintah, sehingga sawahnya dapat terairi kembali,” ujar Surama di hadapan anggota DPRD Buleleng saat mengunjungi lokasi.
Ketua Komisi II DPRD Buleleng, Putu Mangku Budiasa mengatakan, kedatangan Komisi II bersama dinas terkait ini untuk memastikan kondisi saluran irigasi yang tersumbat akibat longsor. Mangku Budiasa mendesak Pemkab Buleleng untuk segera melakukan perbaikan.
“Ini harus segera mendapatkan penanganan dari pihak terkait. Dan apapun upaya pemerintah daerah harus segera bertindak, sehingga dalam waktu dekat ini air dapat segera disalurkan kembali ke masing-masing subak yang terdampak,” kata Mangku Budiasa.
Mangku Budiasa mengatakan, sesegera mungkin berkoordinasi untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya. “Kami akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait, baik dengan Dinas PUPR maupun dengan BPBD Buleleng untuk bisa menentukan langkah-langkah penanganan,” ujar Mangku Budiasa.
Sementara Perbekel Desa Rangdu, Made Gargita Yadnya mengaku lega atas kedatangan anggota DPRD Buleleng ke lokasi longsor.Baginya hal itu menjadi angin segar bagi para petani dan masyarakat setempat khususnya untuk perbaikan saluran induk irigasi maupun penanganan pasca bencana longsor yang terjadi belum lama ini.
“DPRD sangat respek atas laporan dan permasalahan yang dialami masyarakat. Ya, mudah-mudahan apa yang diharapkan masyarakat segera dapat diwujudkan walaupun baru sebatas perbaikan darurat. Yang terpenting, air dapat mengalir dulu ke sawah-sawah mereka,” ucap Perbekel Gargita Yadnya
Usai meninjau kondisi longsor di Desa Rangdu, lebih lanjut Anggota Dewan Buleleng menuju ke kantor Camat Busungbiu untuk melakukan koordinasi dan penanganan lebih lanjut terkait penanganan bencana longsor yang terjadi di Desa Sepang dan Desa Sepang Kelod. (625)