BANGLI | patrolipost.com – Aksi pencurian belakangan ini marak terjadi di Pasar Kidul Bangli. Hal ini membuat para pedagang menjadi resah. Pedagang menuntut akan jaminan keamanan barang dagangan mereka.
Salah satu pedagang yang menjadi korban pencurian, Ketut Suci mengaku dalam kurun waktu sebulan telah tiga kali lapaknya dibobol maling. Adapun barang yang diambil yakni kacang, saus dan beras.
”Kalau ditotal kerugian sekitar Rp 1 juta,” ungkapnya, Rabu (31/1/2024).
Selain dirinya ada beberapa pedagang juga sempat jadi korban pencurian. Seperti yang dialami Bu Luh Utari. Pencuri mengambil kacang dan ketan serta beras yang ditaruh di atas lapak.
”Kalau Bu Luh Utari alami kerugian sekitar Rp 2 juta,” ujar pedagang yang berjualan di lantai bawah Pasar Kidul Bangli ini.
Selain itu pencuri beberapa kali menyatroni lapak milik Mangku Suwari. Pencuri mengambil komoditi jenis bawang putih. ”Pencurinya juga cukup pinter atau tidak asal ambil, mereka memilih jenis barang yang harganya sedang mahal,” sebut Ketut Suci.
Menyikapi maraknya aksi pencurian, pedagang meminta jaminan keamanan kepada pengelola pasar atau kepada Dinas Perdagangan Bangli.
”Kami sudah bayar retribusi, tentu kami minta jaminan keamanan kalau tidak ada tindakan tentu kami selaku pedagang merugi, apalagi modal yang kami gunakan dari pinjaman,” harapnya.
Terpisah Pengelola Pasar Kidul Bangli, Dewa Agung Adi Oka saat dikonfirmasi tidak menampik maraknya aksi pencurian yang terjadi belakangan ini. Bahkan hari ini salah satu pedagang melapor bahwa barang dagangnya hilang.
“Atas laporan tersebut kami telah turun dan juga berkoordinasi dengan pihak Kepolisian,” ungkapnya.
Dari hasil penelusuran kuat dugaan pencuri masuk dari pintu utama sebelah Selatan pasar. Di dekat pintu ditemukan ceceran beras dan kacang. “Pencuri kemungkinan masuk dari celah pintu atau masuk dengan cara memajat pintu,” kata Dewa Oka.
Disinggung apakah areal pasar tidak dilengkapi sarana pengaman berupa kamera pemantau (CCTv) kata Adi Oka memang ada perangkat CCTv namun kondisinya telah rusak atau tidak bisa berfungsi.
”Begitu kami ditunjuk selaku pengelola pasar ternyata kondisi CCTv yang terpasang sudah tidak berfungsi,” ujar mantan atlet pencak silat ini.
Rusaknya CCTv sudah sempat kami sampaikan ke Dewan dan Dinas Perdagangan, namun belum mendapat tanggapan. Kebutuhan CCTv sebanyak 18 unit, dari jumlah tersebut 8 unit dipasang di bawah dan 8 unit lagi dipasang di lantai II,” kata Dewa Adi Oka. (750)