BANGLI | patrolipost.com – Animo masyarakat Bangli bekerja ke luar negeri cukup tinggi. Buktinya, masyarakat yang urus dokumen ke berangkatan di kantor Dinas Koperasi UMKM dan Tenaga Kerja Bangli alami lonjakan.
Adapun dokumen yang diurus meliputi AK1 (kartu pencari kerja), ID Card dan pembuatan dan perpanjangan paspor.
Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Tenaga Kerja Bangli, Ni Luh Ketut Wardani mengatakan, imbas dari pandemi Covid-19 banyak tenaga kerja kita di luar negeri harus dipulangkan dan bagi mereka di Tanah Air rencana keberangkatan ditunda.
Mengacu data pada tahun 2020 jumlah warga yang urus dokumen sebanyak 52 pekerja.
”Imbas pandemi Covid-19 pada tahun 2020 minim yang urus dokumen keberangkatan ke luar negeri,” sebutnya, Rabu (9/3/2022).
Lanjut Ni Luh Ketut Wardani, di tahun 2021 terjadi peningkatan yang cukup signifikan warga yang ingin mengais rezeki ke luar negeri, dimana sebanyak 545 orang urus dokumen keberangkatan.
”Mungkin merasa jenuh hanya diam di rumah dan memilih bekerja ke luar negeri,” sebutnya.
Lanjut Luh Wardani, pemerintah daerah sangat konsen memfasilitasi keberangkatan Pekerja Migran Indomesia (PMI) khususnya bagi yang kurang mampu. Pemerintah berikan bantuan untuk pelatihan dan keberangkatan. Untuk pelatihan dialokasikan anggaran Rp 12 juta dan untuk keberangkatan dari Rp 30 juta sampai Rp 35 juta lewat PT BPR Bank Daerah Bangli.
Menunjang program ini pemerintah investasi anggaran sebesar Rp 2 miliar. ”Calon pekerja bisa pinjam dana tanpa anggunan dengan bunga yang rendah, mereka kembalikan pinjaman setelah dapat gaji,” ujarnya.
Disinggung negara tujuan PMI, kata Luh Wardani berkaca data tahun 2021 didominasi ke negara Italia dengan jumlah 454 orang, Turki 62 orang, Maldiv dan Rusia 19 orang.
“Mereka bekerja di beberapa sektor ada di kapal pesiar hingga jadi karyawan Spa,” sebutnya.
Sementara itu salah satu warga yang mengurus dokumen yakni Eka mengaku saat ini mengurus keberangkatan yang kedua.
Rencana dirinya akan berangkat tahun lalu, namun karena situasi pandemi maka tertunda. Perempuan asal Desa Buahan, Kecamatan Kintamani sebelumnya bekerja di Jepang.
“Kerja di Jepang di bidang pertanian. Keberangkatan sebelumnya kontrak selama 5 tahun. Begitu habis kontrak pulang,” akunya. (750)