Astaga! Ratusan Anak di NTT Terjebak Prostitusi, Tarif Rp 20 Ribu

psk 222222
Pergaulan bebas rentan terjebak dalam praktik prostitusi. (ilustrasi/net)

KUPANG | patrolipost.com – Ratusan anak di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), terjebak dalam praktik prostitusi. Pergaulan yang makin bebas, lalu dijebak orang dekat menjadi faktor penyebab banyak dari mereka terjerumus dalam dunia prostitusi.

Hasil pemetaan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) menunjukkan sedikitnya 507 perempuan di daerah itu terdeteksi menjadi wanita pekerja seks komersial (PSK). Data itu dikumpulkan pada rentang waktu 2015-2023.

“Sementara remaja ada 218 orang. Itu merupakan pemetaan saya sebagai pemerhati dari hasil konseling VCT (Voluntary Counselling and Testing). Saat ini anak yang terlibat ada yang putus sekolah dan ada yang masih bersekolah,” ungkap pemerhati masalah HIV/AIDS di Kabupaten Lembata, Nefri Eken, dilansir Minggu (17/12/2023).

Psikolog seks ini menerangkan, para remaja yang terjebak prostitusi anak itu kebanyakan berusia 15 tahun. Ada juga yang berusia 18-19 tahun.

Survei pada 18 sekolah di sana sekitar 85 persen pelajar di sana mengaku sudah pernah berhubungan seks, baik laki-laki maupun perempuan. Beberapa dari mereka bahkan sudah menjadi pekerja seks komersial.

“Ada yang sudah berperan menjaja, menjual dirinya,” kata Nefri lebih jauh.

Bahkan, kata dia, ada anak remaja yang putus sekolah dan punya pasangan tetapi mereka mematok tarif yang bervariasi. Di sisi lain, ada yang sekadar fantasi dan tak memasang tarif, hanya untuk senang-senang berhubungan seks berganti-ganti.

Mirisnya, beberapa dari mereka ada yang berangkat ke sekolah dengan naik ojek. Agar bisa naik gratis, mereka bisa saja berhubungan seks dengan tukang ojek. Atau, biasanya mereka memasang tarif antara Rp 20.000 hingga Rp 50.000 sekali kencan.

“Ini masalah serius yang harus diselesaikan,” pungkasnya. (305/dtc)

Pos terkait