BANGLI | patrolipost.com – Perusahaan Daerah air Minum (PDAM) Bangli menyiapkan seribu paket sembako. Rencananya paket sembako akan dibagikan kepada masyarakat yang masuk kategori keluarga pra sejahtera (Pra KS) di wilayah sumber mata air yang selama ini dimanfaatkan oleh pihak PDAM. Sementara untuk menggratiskan tagihan rekening air kepada pelanggan belum bisa dilaksanakan oleh Pihak PDAM.
Direktur PDAM Bangli, I Dewa Retno Suparso Mesi mengatakan pandemi virus corona (Covid-19) mengakibatkan terganggunya perekonomian warga. Kondisi ini sangat dirasakan oleh masyarakat khususnya yang tergolong Pra KS. Sebagai bentuk kepedulian, maka pihaknya akan memberikan bantuan kepada masyarakat khususnya Pra KS di wilayah sumber mata air yang selama ini dimanfaatkan oleh perusahaan.
“Seribu paket sembako akan kita siapkan, untuk pembagian sembako kami berkerjasama dengan kepala desa dan kepala dusun setempat. Sedangkan untuk pembagian sembako secara simbolis akan dilaksanakan pada Senin mendatang,” ujar Dewa Suparso Mesi, Kamis (16/4/2020).
Kata Dewa Retno Suparso Mesi alias Dewa Rono, untuk pendataan warga Pra KS pihaknya bekerja sama dengan perangkat desa setempat, karena mereka yang tahu terkait kondisi warganya. Untuk satu paket sembako berisikan beras 5 kilogram, minyak 1 liter, 10 butir telur dan 5 bungkus mie instant.
“Peruntukanya khusus bagi warga Pra KS tinggal di sekitar sumber mata air,” sebut Dewa Suparso Mesi seraya menambahkan untuk jumlah sumber mata air yang dimanfaatkan PDAM sebanyak 24 sumber yang tersebar di empat kecamatan. Diplihnya warga Pra KS di wilayah sumber mata air, karena selama ini mereka ikut serta dalam menjaga keberadaan sumber mata air.
Disinggung terkait program menggratiskan tagihan rekening kepada pelanggan pasca pandemi Corona seperti yang dilakukan daerah lain, pihaknya belum bisa melakukan langkah seperti itu. Alasannya, karena besarnya biaya operasional dan perawatan serta beban subsidi yang harus ditanggung PDAM. Selain itu jika melihat klasifikasi pelanggan hampir 80 persen pelanggan masuk kategori rumah tangga.
“Beda dengan Denpasar dan Badung untuk pelanggan kategori industri cukup banyak sehingga berpengaruh terhadap pendapatan,” jelas Direktur asa Banjar/Kelurahan Kawan ini.
Beber Dewa Suparso Mesi besarnya biaya operasional karena kondisi wilayah dan penyebaran penduduk tidak merata serta hampir 58 persen untuk produksi air mempergunakan tenaga listrik. “Untuk tagihan rekening listrik berkisar Rp 616.688.252 per bulanya belum lagi untuk gaji karyawan dan biaya perawatan,” jelasnya.
Kondisi keuangan perusahan diperparah lagi karena kurang disiplinnya masyarakat pelanggan memenuhi kewajiban membayar tagihan rekening setiap bulannya. Kondisi sosial masyarakat seperti ini, kata Dewa Rono menyebabkan tingkat efisiensi penagihan atas tagihan rekening per bulannya sangat rendah yakni hanya mencapai 55 persen.
“Jika diperbandingkan antara kebutuhan untuk merealisasi biaya dan kondisi keuangan riil PDAM masih kekurang kas riil hampir Rp 300 juta lebih,” sebutnya.
Selain bagi-bagi sembako, PDAM Bangli juga telah memasang beberapa tempat cuci tangan di beberpa titik fasiltas umum. “Dalam upaya pencegahan penyebaran Corona, kami memasang tempat cuci tangan di pasar dan Terminal serta tempat umum lainnya,” ungkap Dewa Rono. (750)