Budidaya Bandeng Keramba Tancap di Buleleng Ikut Lomba Ketahanan Pangan Nasional

budidaya bandeng
Keramba tancap budidaya ikan bandeng atau nener yang akan diikutkan dalam  ajang Lomba Ketahanan Pangan Nasinoal oleh Kodim 1609/Buleleng. (cha)

SINGARAJA | patrolipost.com – Sejatinya dengan kemampuan produksi 9 miliar ekor pertahun budidaya anakan ikan Bandeng alias nener menjadi salah satu pemicu mengangkat perekonomian Buleleng. Tidak hanya itu dengan kandungan Omega-3 nya lebih besar dari ikan Salmon mestinya cukup mampu mengatasi kasus gizi buruk terutama masalah stunting yang masih terjadi di wilayah Buleleng.

Sayangnya potensi itu tidak tergarap maksimal, bahkan ada kecenderungan pemerintah abai dengan membiarkan produksi asli Buleleng itu berkembang tanpa regulasi. Beruntung, Kodim 1609/Buleleng mengangkat potensi nener tersebut dengan mengikutkan dalam lomba Ketahanan Pangan Tingkat Nasional pada tahun 2023 ini.

Bacaan Lainnya

Salah satu pelaku budidaya bandeng atau nener di Desa Patas, Gerokgak Hengky Putro Raharjo membenarkan budidaya nener di Buleleng sangat mampu menggenjot kapasitas produksi hingga 9 miliar ekor pertahun. Dibandingkan Negara Filipina dengan memiliki ruang terbatas dan terkendala musim, negara tetangga tersebut mampu menyerap pasar nener sebanyak 3 miliar ekor pertahun.

“Di negara kita terutama sebagai produk asli Buleleng tidak memiliki kendala cuaca. Sepanjang tahun  bisa berproduksi yang jika digenjot bisa menghasilkan nener hingga 9 miliar ekor pertahun jika pasar Indonesia secara konsisten menyerap,” kata Hengky, Minggu (17/9/2023).

Dengan kemampuan produksi sebesar itu, Hengky menyebut banyak problem di hilir dapat diatasi. Selain soal ekonomi, pengangguran, kemiskinan dan gizi buruk bahkan masalah stunting dapat diatasi dengan dilakukan kampanye gemar makan ikan bandeng.

“Tidak ada lagi masalah stunting yang kita hadapi kalau saja di hampir semua keluarga usia produktif digalakkan gemar makan ikan bandeng. Kandungan Omega-3 pada ikan bandeng melebihi yang terkandung pada ikan Salmon,” imbuh Hengky.

Hasil penilitian Balai Pengembangan dan Penelitian Mutu Perikanan pada tahun 1996, kandungan asam lemak Omega-3 satu ekor ikan bandeng sebesar 14.2 persen, sementara pada ikan salmon hanya 2.6 persen.

”Jadi bisa dibayangkan jika masyarakat Buleleng diajak gemar makan ikan bandeng selesai sudah soal gizi buruk atau stunting,” ujarnya.

Sementara terkait rencana salah satu ikon Buleleng ikan bandeng yang akan diadu pada ajang Lomba Ketahanan Pangan Nasional tahun 2023 oleh Kodim 1609/Buleleng dibenarkan Hengky. Ia menyebut, pihaknya bekerja sama untuk mengambangkan budi daya ikan bandeng melalui sistem keramba tancap. Dan hasilnya jauh lebih berkualitas dengan yang dibudidayakan pada kolam.

“Untuk kepentingan lomba Ketahanan Pangan ini kita buat beberapa petak keramba tancap dengan diameter 60 meter. Biayanya cukup murah namun bisa menghasilkan ikan bandeng yang cukup,” kata Hengky.

Sedangkan Dandim 1609/Buleleng Letkol Kav Angga Nurdyana SSos MIP saat dikonfirmasi membenarkan salah satu produksi asli Buleleng yakni ikan bandeng akan menjadi andalan dalam Lomba Ketahanan Pangan Nasional.

”Ya benar, dalam Lomba Ketahanan Pangan Nasional, ikan bandeng akan kita angkat untuk dijadikan salah satu solusi mengatasi problem pangan dan gizi buruk  terutama mengatasi masalah stunting,” ujarnya. (625)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *