Ceramah Rizieq Shihab di Pemalang Makan Korban, 15 Luka-luka

bentrok2
Situasi bentrok pada saat ceramah Rizieq Shihab di Pemalang. (ist)

PEMALANG | patrolipost.com – Ceramah Rizieq Shihab di Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Rabu (23/7) memakan korban. Sedikitnya 15 orang terluka akibat bentrokan antara massa Front Persaudaraan Islam (FPI) dengan ormas Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS).

Azis Yanuar, kuasa hukum Rizieq Shihab dalam keterangannya kepada wartawan mengatakan, peristiwa bermula saat rombongan Imam Besar Habib Rizieq Shihab (HRS) tiba di lokasi acara sekitar pukul 22.00 WIB dan lewat depan panggung.

Bacaan Lainnya

Namun, rombongan Rizieq kemudian diadang aparat Kepolisian. Mereka kemudian mengarahkan rombongan untuk lewat jalur di belakang panggung.

“Tapi Komandan Tim Pengawalan HRS menolak dan sempat berdebat dengan polisi. Argumen Tim Pengawalan HRS adalah bahwa jalur depan panggung sudah disterilkan oleh panitia dan warga. Akhirnya HRS lewat depan panggung dan aman, lalu mengisi ceramah dengan sukses dan berkah” tutur Azis.

Azis mengungkapkan di belakang panggung ternyata sudah dikuasai oleh ormas PWI-LS. Mereka menunggu di sana untuk mengadang Rizieq.

“Akhirnya panitia dan warga yang ada di jalur belakang panggung bentrok dengan PWI-LS. Dan PWI-LS berhasil dipukul mundur dari jalur tersebut,” ucap Azis dikutip dari CNNIndonesia.com.

Azis menyebut bentrokan berhasil diredam oleh Kepolisian. Namun, sejumlah orang dilaporkan luka-luka akibat bentrokan tersebut.

“Namun alhamdulillah setelah itu polisi melindungi warga dan panitia meski sebelumnya telah terjadi bentrok dan membuat pihak warga dan panitia serta PWI-LS luka luka karena bentrok,” ujarnya.

PWI LS Buka Suara

Dikutip dari detikjateng, Perwakilan Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) buka suara terkait bentrokan saat pengajian yang menghadirkan Habib Rizieq Shihab (HRS) di Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang Rabu (23/7) malam. PWI LS mengklaim bentrokan dipicu karena kelompoknya diserang lebih dulu.

Koordinator Komunikasi Antarwilayah DPP PWI LS, Andi Rustono menjelaskan bahwa pihaknya telah memberi peringatan agar pengajian itu tak menghadirkan HRS. Hal itu juga dia sampaikan saat pertemuan bersama Kesbangpol pada 16 Juli lalu.

“Sudah ada peringatan dari berbagai pihak, termasuk para kiai lokal yang mendesak Bupati agar HRS tidak dihadirkan. Bahkan, sempat ada pertemuan dengan Dandim dan Polres bersama pengurus pusat, yang menyepakati secara informal bahwa HRS tidak akan berceramah. Tapi kesepakatan itu gagal ditegakkan,” kata Andi, Kamis (24/7/2025).

Meski begitu, dia menyebut bukan kelompoknya yang memulai bentrokan. Ia menyebut massa PWI LS yang berjumlah sekitar 4.000 orang dari berbagai daerah di Jateng dan Jatim datang untuk menyampaikan aspirasi secara damai.

“Kami tidak bawa senjata tajam. Kalau pun ada yang bawa kayu, itu hanya pentungan untuk jaga diri karena di pinggir sawah banyak balok kayu. Tapi serangan awal itu dari kubu yang berpakaian putih, mereka melempar batu duluan, lalu terjadi chaos,” jelasnya.

Dia meminta aparat memproses semua pihak yang terlibat dalam kericuhan tersebut. Andi juga mendesak pemerintah untuk tidak tinggal diam dan menindak kelompok yang dinilainya kerap memprovokasi dan memecah belah masyarakat dengan dalih agama.

“Kami sedang mempertanyakan kembali ke-Indonesiaan kita. Ini bukan soal acara pengajian semata, ini soal ceramah yang selalu provokator, ujar kebencian, pembelokan sejarah dan budaya yang dilakukan secara masif dan struktural oleh mereka. Negara tidak boleh absen,” tegasnya.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto menjelaskan, bentrokan antara FPI dan PWI LS menyebabkan 15 orang mengalami luka-luka. Empat korban diantaranya merupakan polisi.

“Korban terdiri dari empat personel Polri, sembilan anggota PWI LS, dan dua dari FPI. Sebagian besar mengalami luka di bagian kepala akibat lemparan batu atau benda tumpul lainnya. Empat anggota polisi sudah pulang dan menjalani rawat jalan,” ujar Artanto dalam keterangannya, Kamis (24/7/2025) di Mapolres Pemalang.

Artanto menyebut lokasi bentrokan berada di lingkungan padat penduduk, sekitar 50 meter dari panggung utama pengajian. Meski demikian, pengajian tetap berlangsung hingga selesai pada pukul 01.00 WIB dini hari.
“Kami bersama Kodim dan unsur terkait berhasil meredam insiden ini. Kami tengah mendalami penyebab bentrokan. Penyelidikan dilakukan oleh Polres Pemalang dibantu Polda Jateng,” tegasnya. (807)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *