DENPASAR | patrolipost.com – Anggota Unit Reskrim Polsek Denpasar Utara mengamankan pria bernama Sawaludin (42) setelah melakukan pencurian sepeda motor Yamaha NMax di Jalan Antasura, Gang Dewi Madri, Banjar Jurang Asri, Desa Peguyangan Kangin, Denpasar Utara. Mantan pembuat tahu ini tergiur mencuri sepeda motor tersebut karena kuncinya masih nyantol.
Peristiwa ini dilaporkan korban bernama Misbahrudin yang mana sebelumnya korban memarkir kendaraan miliknya di teras rumah, pada Rabu (31/4/2023) malam untuk korban tinggal tidur dan saat bangun Esok paginya motor telah hilang dari parkiran.
“Korban mengetahui motornya hilang saat hendak pergi ke pasar. Atas kejadian tersebut korban langsung melapor ke Polsek Denpasar Utara,” ungkap Kapolsek Denpasar Utara Iptu Putu Carlos Dolesgit, SH MH didampingi Kanit Reskrim Ipda Kadek Astawa Bagia SH, Jumat (4/8/2023).
Lebih lanjut dijelaskan Kapolsek bahwa pelaku mengambil sepeda motor korban dengan mudah karena kunci masih nyantol. Tim Opsnal yang dengan dipimpin Kanitreskrim Ipda I Kadek Astawa Bagia setelah melakukan penyelidikan berhasil mengamankan pelaku saat berada di sekitar Mengwi, Badung.
“Pelaku kami tangkap pada hari Kamis (20/7/2023) sekitar pukul 20.30 Wita di wilayah Banjar Werdi Bhuwana, Mengwi. Dari tangan pelaku juga turut diamankan barang bukti sepeda motor milik korban,” jelas Kapolsek.
Dari pengakuan pelaku Sawaludin bahwa awal pelaku datang ke TKP untuk menagih utang kepada seseorang temannya, tapi saat di TKP muncul niat pelaku mengambil sepeda motor korban karena melihat kunci masih nyantol.
“Pelaku mengambil motor tersebut kemudian menuntunnya ke luar pekarangan rumah korban setelah itu dibawa ke rumah temannya di Jalan Baypass IB Mantra Denpasar Timur untuk dititipkan sementara,” terang Iptu Carlos.
Kemudian di hari berikutnya pelaku mengganti plat nomor kendaraan serta mengubah cat dari warna awal hitam menjadi warna merah marun. Dengan tujuannya agar tidak diketahui oleh pemiliknya. Sepeda motor tersebut rencananya akan dijual. Namun belum laku, pelaku ditangkal Polisi.
Antara tersangka dan korban saling kenal, di mana sejak tahun 2006 sama-sama berprofesi membuat tahu. Karena pandemi Covid-19, usaha tahu tersebut bangkrut.
Terhadap pelaku dikenakan pasal 363 KUHP ayat 1 ke 3 dengan ancaman hukuman paling lama tujuh tahun penjara. (hms)