Dalam Sehari, Dua Warga Kintamani Akhiri Hidup dengan Gantung Diri

bunuh diri
Petugas Kepolisian melakukan olah TKP bunuh diri. (ist)

BANGLI | patrolipost.com – Angka kasus bunuh diri di Kabupaten Bnagli terus bertambah. Teranyar dua warga Kecamatan Kintamani lakukan bunuh diri dengan cara gantung diri, pada Minggu (20/4/2025). Motif di balik kasus bunuh diri karena depresi.

Kapolsek Kintamani Kompol Nengah Sukerna saat dikonfirmasi membenarkan telah terjadi dua kasus bunuh diri di hari yang sama pada Minggu (20/4/2025).

Bacaan Lainnya

Kata Kompol Sukerna, pertama kasus bunuh diri dilakukan oleh Ni Nyoman Carem (60) asal Banjar/Desa Batur Utara Kecamatan Kintamani. Korban gantung diri di dahan pohon nangka menggunakan selendang batik.

“Mendapat laporan dari masyarakat, petugas dari Polsek Kintamni bersama tim medis langsung turun ke lokasi kejadian,” ujar Kompol Sukerna, Senin (21/4/2025).

Lanjut Kompol Sukerna dari hasil pemeriksaan medis tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada jasad korban dan ditemukan luka lebam pada leher. Kasus ini murni bunuh diri apalagi diperkuat dari keterangan saksi yang mengatakan jika korban diketahui memderita sakit gondok dan harus kontrol setiap bulan di RSUD Bangli.

”Untuk motif kuat dugaan korban alami depresi karena penyakit yang dideritanya ” jelas perwira asal Karangasem ini.

Berikutnya kasus bunuh diri kedua dilakukan oleh Ni Nyoman Luih (55) asal Banjar Munduk Lampah, Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani. Korban bunuh diri dengan cara gantung diri di gudang alat pertanian di Subak Belah Tanges, Desa Serai, Kecamatan Kintamani.

Menurut Kompol Sukerna dari hasil pemeriksaan tim medis Puskesmas KIntamani III tidak ditemukan tanda kekerasan pada jasad korban dan identik dengan ciri kasus bunuh diri yakni lidah menjulur menjerit, di temukan tanda jeratan di leher serta dari telinga dan hidung keluarkan darah.

”Kuat dugaan korban bunuh diri karena depresi. Hal ini diperkuat dari keterangan pihak keluarga yang menerangkan jika korban sudah sejak lama menderita penyakit infeksi paru-paru dan setiap bulan harus kontrol di rumah sakit,” sebut Kompol Sukerna. (750)

Pos terkait