SINGARAJA | patrolipost.com – Setelah Tim Buser Polsek Seririt menangkap tahanan Lapas Kelas II B Singaraja, Gede Ngurah Darmayasa (45), terungkap kisah menarik sesaat akan kabur maupun selama dalam pelarian. Darmayasa ditangkap sedang bersembunyi di daerah aliran Tukad (sungai) Saba, Kelurahan Seririt, Senin (23/12) sekitar pukul 06.00 Wita.
Saat ditangkap kondisinya lusuh dan kurus nyaris tanpa tenaga. Polisi yang membekuknya tak mengalami kesulitan karena tak ada perlawanan dari Darmayasa yang dikenal licin dan tak mudah ditangkap. Bahkan kemampuannya bertahan (survive) di tengah hutan sudah terbukti saat ditangkap usai melakukan pencurian di sejumah TKP.
Pengakuan Darmayasa kabur dari lapas cukup menarik. Sebelum kabur ia mengaku terancam setelah diketahui petugas lapas membawa bong (alat hisap sabu) dari tempat pelatihan membuat batako.
Sejak itu Darmayasa mengaku merasa di lingkungan Lapas banyak yang mengancamnya. Banyaknya ancaman itu dirasakannya setiap kali berpapasan dengan napi lain, mereka mengatakan: “number one!”
“Ada ucapan teman-teman ‘number one’ saat berpapasan dengan saya. Saya merasa takut dan memilih kabur dari Lapas,” kata Darmayasa.
Sebelum kabur, Darmayasa mengaku berpura-pura sakit perut dan meminta izin untuk beli obat. “Saya kabur setelah berpura-pura beli obat sakit perut,” imbuhnya.
Begitu kabur, Darmayasa mengaku menuju ke daerah Padangkeling, Kelurahan Banyuning, Singaraja dengan menyusuri sungai.
“Setelah itu selama tiga minggu bersembunyi di sungai (Tukad) Banyuasri Singaraja,” tuturnya.
Setelah itu dengan menumpang kendaraan umum, Dia menuju ke daerah Seririt namun tanpa tujuan pasti. “Pilihan saya Tukad Saba dan tidak pernah punya niat pulang ke Desa Unggahan,” ujarnya.
Selama dalam pelarian, Darmayasa mengaku bertahan hidup hanya dengan memakan makanan non nasi. Seperti buah mangga, ubi-ubian yang ditemukan di sawah dekat tempatnya sembunyi. “Bahkan air sungai saya minum. Sedangkan untuk rokok saya pungut puntung rokok dekat sungai,” ungkapnya.
Untuk mengelabui orang sekitarnya, Darmayasa mengaku sebagai pemancing sehingga orang lain percaya. “Saya tinggal di tempat itu, gubuk kecil di sawah pinggir sungai sampai ditangkap polisi,” terangnya.
Akibat kurang asupan gizi selama hampir dua bulan, keadaan fisik Darmayasa turun drastic. Sehingga ketika polisi datang menangkapnya, kondisinya terlihat lemah dan pasrah.
“Kami tidak mau kecolongan lagi dan kita tangkap tanpa perlawanan setelah kami awasi yang bersangkutan selama sepekan,” ujar sumber di polisi.
Setelah tertangkap, Darmayasa sempat mengalami gangguan lambung saat diberi makan nasi karena terlalu lama tidak makan nasi. “Sempat mual dan muntah saat kami beri makan nasi,” katanya.
Untuk memastikan kondisi kesehatannya, Darmayasa sempat diperiksakan ke dokter dan dinyatakan sehat. “Saat serah terima dengan Polres kami sertakan surat keterangan sehat yang bersangkutan,” tandas sumber tersebut. (625)