BANGLI | patrolipost.com – Sebanyak empat siswa asal Papua yang mengenyam pendidikan lewat (Program Adem) di SMA/SMK di Bangli memilih untuk pulang ke kampung halamannya. Siswa Papua yang pulang yakni tiga siswa yang melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Bangli dan 1 siswa yang bersekolah di SMKN 1 Bangli. Adapun alasan kepulangan siswa asal Papua tersebut karena permintaan orangtua.
Waka Kesiswaan SMAN I Bangli, Gede Laba saat dikonfirmasi membenarkan kalau ada beberapa siswa asal Papua kembali ke kampungnya. Menurut Gede Laba, di SMAN 1 Bangli mendidik delapan siswa asal Papua. Untuk kelas X sebanyak 3 siswa, kelas XI sebanyak 3 siswa dan kelas XII sebanyak 2 orang siswa. Sementara itu siswa asal Papua yang memilih hengkang yakni Elisa Kagoya, merupakan siswa kelas XII yang mengambil jurusan Mipa. Kemudian Wilson Soklayo Daeniel Peda Berendam yang sama-sama kelas X dengan jurusan IPS.
“Siswa yang pulang telah membuat surat pernyataan, yang mana dalam pernyataan tersebut menyatakan mengundurkan diri dari Program Adem atas permintaan orangtua dan tidak ada tekanan dari pihak sekolah,” ujar Gede Laba, Selasa (24/9).
Kata Gede Laba, alasan siswa tersebut pindah dominan karena permintaan orangtua, dimana orangtua siswa menginginkan anaknya kembali dan melanjutkan pendidikan di Papua. “Pihak sekolah tentu tidak berani memaksa agar mereka tetap bertahan di sini. Sejatinya pihak sekolah sudah melakukan pendekatan dengan siswa, namun karena keinginan orangtua yang begitu kuat akhirnya mereka pulang ke Papua,” sebut Gede Laba, seraya mengaku tidak tahu alasan orangtua menarik anaknya kembali ke Papua.
Di sisi lain, para siswa yang hengkang dari SMAN 1 Bangli juga telah melapirkan surat jika sudah diterima di sekolah di kampungnya. “Dalam surat pernyataan juga dilampirkan keterangan sekolah yang nantinya akan menerima mereka,” ungkapnya sembari menunjukan surat pernyataan siswa.
Disinggung terkait biaya kepulangan mereka balik ke Papua, kata Gede Laba, karena siswa pindah atas kemauannya sendiri maka tidak lagi menjadi tanggung jawab pihak sekolah penerima. “Untuk tiket memang dikirim oleh orangtua siswa, dari Bangli mereka berangkat sendiri-sendiri ke bandara Ngurah Rai,” sebutnya.
Sementara Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMKN 1 Bangli, Sopiah Astiti mengatakan, SMKN 1 Bangli meneriam dua orang siswa asal Papua. Siswa asal Papua tersebut atas nama Anggela Gegray Yohana yang duduk di kelas XI dan Opra Yikwa kelas X. “Kedua siswa memilih program keahlian teknik computer dan jaringan,” jelas Sopiah Astiti.
Sebut Sopiah Astiti, siswa atas nama Opra Yikwa memang sudah balik ke Papua. Yang bersangkutan malahan tidak melapor kepada pihak sekolah jika akan pulang. Pihaknya mengaku mengetahui jika siswa Opra ini pulang berdasarkan informasi dari teman-temannya. “Sudah pergi dari Bangli seminggu lalu, saat kami hubungi yang bersangkutan sudah sampai di rumahnya,” bebernya.
Diakui hingga saat ini belum ada kejelasan apakah yang bersangkutan akan kembali lagi atau tidak. Namun demikian pihak sekolah terus berupaya melakukan koordinasi dengan yang bersangkutan dan keluarga. “Wali kelasnya intens mengbuhungi, memang sebelumnya, ia mengaku akan kembali setelah tanggal 21 September,” sambungnya, seraya mengatakan jika siswa program Adem tidak ada masalah dan mampu mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Menurut Sofiah Astiti, siswa dari program Adem ini ditanggung oleh pemerintah. Setiap bulanya siswa ini mendapat biaya Rp 1,4 Juta lebih. Biaya tersebut meliputi kos, uang jajan, dan perlengkapan sekolah lainnya. (sam)