SINGARAJA | patrolipost.com – Anomali cuaca yang terjadi belakangan menyebabkan terjadinya hujan di beberapa tempat. Namun di Desa Tista, Kecamatan Busungbiu, Buleleng, Bali justru terjadi fenomena aneh karena yang turun hujan es.
Desa yang berletak di dataran tinggi itu diguyur hujan cukup deras disertai butiran es seukuran kelereng, Minggu (22/11/2020) sekitar pukul 13.30 Wita.
Menurut penuturan warga, awalnya hujan disertai angin cukup kencang menerpa Desa Tista dan wilayah sekitarnya. Saat hujan semakin deras, butiran es ikut terjatuh dan berbunyi cekup keras saat menimpa atap rumah warga.
“Hujan es terjadi sekitar pukul 13.30 Wita disertai angin kencang yang berlangsung cukup lama,” ujar Made Beteng Wismaya, warga setempat.
Butiran es yang jatuh itu, menurutnya seukuran butiran jagung. Bahkan ada yang seukuran klereng.
“Atap rumah warga berbunyi cukup keras. Ini fenomena alam yang cukup langka karena tidak setiap musim hujan terjadi di desa kami,” imbuhnya.
Sementara Kepala Desa/Perbekel Tista I Gede Marjaya membenarkan hujan es telah menerpa desanya. Hujan es tersebut terjadi merata hampir di seluruh wilayah desa yakni;B anjar Dinas Munduk Mengenu, Banjar Dinas Munduk Tengah, dan Banjar Dinas Tista.
Marjaya menyebut hujan lebat disertai butiran es itu berlangsung cukup lama. Ia juga mengatakan, sebelum hujan turun, cuaca di desanya cukup panas dan matahari bersinar terik.
“Fenomena hujan es ini bukan kali pertama terjadi di Desa Tista. Pernah tercatat beberapa kali terjadi hujan es di desa kami,” ucapnya.
Akibat hujan lebat disertai angin dan butiran es itu, Marjaya mengaku belum ada kerusakan yang dilaporkan warganya.
“Ukuran esnya kecil dan langsung pecah sehingga tidak ada laporan kerusakan yang ditimbulkan,” tutupnya.
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Mohammad Taufiq Gunawan mengatakan, hujan es di Desa Tista merupakan peristiwa alamiah yang biasa terjadi. Fenomena itu karena adanya awan konvektif yang ada di sekitar wilayah Desa Tista dan sekitarnya.
“Awan konvektif menyebabkan terjadi hujan es dan biasanya terjadi saat peralihan musim atau pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. Hujan es sesekali bisa terjadi saat musim hujan dan fenomena ini murni karena adanya awan konvektif,” imbuhnya.
Taufiq mengungkap adanya kumpulan awan konvektif terlihat melalui citra satelit cuaca di atas wilayah Kecamatan Busungbiu pada Minggu (22/11).
“Dari pengamatan terpantau sedang terjadi hujan sedang-lebat di wilayah tersebut antara pukul 11.30 Wita hingga 13.30 Wita. Dan bisa saja disertai hujan es,” ucapnya. (625)