Gagal Antisipasi Serangan Hamas, Kepala Intelijen Militer Israel Mengundurkan Diri

kepala intelejen
Kepala intelijen militer Israel, Mayor Jenderal Aharon Haliva. (ist)

YERUSALEM | patrolipost.com  – Kepala intelijen militer Israel mengundurkan diri setelah menerima tanggung jawab atas kegagalan yang menyebabkan serangan dahsyat Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu. Demikian disampaikan militer Israel pada Senin (22/4/2024).

Mayor Jenderal Aharon Haliva, seorang veteran militer selama 38 tahun, adalah salah satu dari sejumlah komandan senior Israel yang mengatakan mereka gagal meramalkan dan mencegah serangan paling mematikan dalam sejarah Israel.

Bacaan Lainnya

“Divisi Intelijen di bawah komando saya tidak menjalankan tugas yang dipercayakan kepada kami. Sejak saat itu, saya selalu membawa hari kelam itu bersama saya,” katanya dalam surat pengunduran diri yang dikeluarkan oleh militer Israel, dikutip dari reuters.

Dia akan tetap menjabat sampai penggantinya ditunjuk.  Media dan komentator Israel memperkirakan pengunduran diri lebih lanjut setelah kampanye militer utama di Gaza selesai.

Serangan tanggal 7 Oktober sangat mencoreng reputasi militer dan badan intelijen Israel, yang sebelumnya dianggap tidak terkalahkan oleh kelompok bersenjata Palestina seperti Hamas.

Pada dini hari, setelah serangan roket yang hebat, ribuan pejuang Hamas dan kelompok lain menerobos penghalang keamanan di sekitar Gaza, mengejutkan pasukan Israel dan mengamuk di komunitas-komunitas di Israel Selatan.

Sedikitnya 1.200 warga Israel dan orang asing tewas dalam serangan itu, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, dan sekitar 250 orang ditawan di Gaza, di mana 133 orang masih disandera, menurut penghitungan Israel.

Panglima angkatan bersenjata, Letnan Jenderal Herzi Halevi dan kepala badan intelijen dalam negeri Shin Bet, Ronen Bar, keduanya menerima tanggung jawab setelah serangan tersebut namun tetap bertahan sementara perang di Gaza terus berlanjut.

Sebaliknya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sejauh ini belum menerima tanggung jawab atas serangan 7 Oktober tersebut, meskipun survei menunjukkan bahwa sebagian besar warga Israel menyalahkannya karena gagal berbuat cukup untuk mencegah atau mempertahankan diri dari serangan tersebut. (pp04)

Pos terkait