RUTENG | patrolipost.com – Melintasi jalur Trans Flores di daerah Kabupaten Manggarai Timur, ada sebuah destinasi menarik yang menawarkan keindahan panorama alam yang mempesona. Sejauh mata memandang, hamparan sawah hijau serta barisan bukit menjulang di bawah kaki langit. Udara terasa segar dan sejuk khas aroma pegunungan mengingat lokasinya berada di daerah dataran tinggi.
Namanya Golo Depet yang bermakna Bukit Kunang-Kunang. Menurut masyarakat setempat, pada waktu tertentu, bukit ini menjadi tempat berkumpulnya kunang-kunang. Jika terlihat dari kejauhan, seperti ada kilauan cahaya saat malam hari. Golo Depet terletak di Desa Golo Loni, Kecamatan Ranamese. Tidak terlalu jauh dari destinasi wisata alam Danau Ranamese, Manggarai Timur.
Mulanya area ini hanyalah hamparan tebing biasa saja, oleh Saverinus Deo dimodifikasi menjadi gardu pandang untuk menikmati pemandangan alam pegunungan desanya. Ia membuat beberapa ornamen yang bisa dijadikan tempat berswafoto. Hasil inisiatif pribadinya ini kemudian mendapat dukungan dari pemerintah desa setempat serta kelompok sadar wisata yang ada di daerah tersebut.
Baginya, keindahan alam Pulau Flores yang telah dianugerahkan Tuhan kepada manusia yang hidup diatasnya harus senantiasa disyukuri karena ini merupakan karunia yang luar biasa.
“Tuhan menyayangi Flores dengan menitipkan sekeping surganya di tanah ini. Tinggal bagaimana kita mengelola dan mengembangkannya menjadi lebih baik,” ungkapnya.
Rinus, sapaan akrabnya, adalah pemuda berusia 24 tahun lulusan salah satu sekolah Kejuruan Pariwisata di Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai. Golo Depet yang dibangunnya saat ini berada di atas lahan miliki orangtuanya yang sekian lama kurang terawat. Hasil perjalanannya ke beberapa kota di Indonesia memicu insting kreatifitasnya untuk menciptakan sesuatu yang sekiranya bisa dimanfaatkan oleh orang banyak.
Spot foto yang dibangunnya di Golo Depet ini tergolong menarik dan instagramable. Ada yang berbentuk perahu, tugu sepeda, jembatan, dan lain sebagainya. Hampir semua bahannya menggunakan kayu dan bambu. Pada sisi lain yang menghadap ke bukit, Rinus memodifikasi ban mobil bekas yang ditata sedemikian rupa sehingga tampak menarik jika berfoto dengan latar tersebut.
Diakui Rinus, upaya yang dilakukannya ini mampu memikat pengunjung terutama wisatawan lokal. Lokasi ini menjadi tempat favorit bagi wisatawan terutama seputaran Kota Ruteng di Kabupaten Manggarai, dan Borong yang merupakan Ibukota Kabupaten Manggarai Timur, hingga warga luar kota yang memang melintas di jalur ini dan ingin bersantai sejenak.
Ide membuat tempat ini sebenarnya adalah hasil pengamatannya pada beberapa tempat. Namun yang paling banyak didapatkannya adalah saat ia merantau ke Lombok, NTB. Ia mengeksplorasi dan belajar banyak di situ. Sekembalinya ke kampung halaman, Rinus mencoba membangun sesuatu dari akumulasi pengetahuan yang didapatkannya selama merantau.
Meskipun merogoh kocek pribadi, ia tak patah semangat untuk mengembangkan idenya tersebut. Rinus cukup yakin, apa lagi orangtua dan saudaranya turut membantu saat pembuatan awal, hingga akhirnya beberapa ornamen berhasil dibangun sesuai harapannya. Hasil dari biaya pemasukan pengunjung sebagian dimanfaatkan untuk biaya pengembangan kawasan tersebut.
Tanggapan pengunjung begitu luar biasa. Banyak motivasi yang ia dapat serta dukungan moril agar dirinya bisa mengembangkan tempat ini jadi lebih baik lagi. Ia juga berpesan kepada anak muda lainnya untuk jangan berhenti berkarya dan takut gagal dalam melakukan sesuatu karena kegagalan merupakan pembelajaran terbaik. (334)