NEGARA | patrolipost.com – Tersebar sebuah video seorang wanita yang ditelanjangi di salah satu toilet di Setra (Kuburan) Baja Awen, Pengambengan, Kabupaten Jembrana, Bali. Pihak krama adat yang menggunakan setra tersebut kini menunggu untuk dilakukan upakara. Sedangkan pihak Kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait video tersebut.
Belakangan ini warganet kembali dihebohkan dengan adanya video yang tersebar melalui media perpesanan WA. Dalam video yang berdurasi 3 menit 18 detik tersebut tampak seorang wanita disuruh melepaskan seluruh pakaiannya hingga telanjang oleh wanita lain yang juga merekam adegan tersebut. Wanita tersebut tampak dengan polosnya mengikuti seluruh intruksi dari wanita perekam video. Dalam video tersebut wanita perekam video berbicara vulgar dan terdapat suara seorang lelaki.
Tampak juga terekam lelaki mengenakan baju kaos warna kuning. Bahkan selain mengintrogasi wanita yang disuruhnya telanjang di toilet tersebut, si perekam video juga dengan nada emosi mengintrograsi dan meminta wanita yang sudah dalam kondisi tubuh tanpa sehelai benang itu menyerahkan handphonenya. Mirisnya, video yang berisi adegan yang mengarah pada perlakuan persekusi terhadap perempuan tersebut diduga sengaja direkam secara leluasa di areal setra (kuburan) Baja Awen.
Kepala Lingkungan Awen Lelateng, I Putu Ardana mengatakan video tersebut tersebar sejak sepekan terakhir. “Anak-anak muda bilang sudah tujuh hari lalu tersebar dan saya baru dikasi tahu empat hari lalu,” ujarnya.
Pihaknya memastikan lokasi video tersebut memang direkam di Setra Baja. “Lokasi Setra Banja di wilayah Pengambengan, tapi dipakai oleh Awen Lelateng dan Awen Mertasari,” jelasnya. Pihaknya pun telah mencari informasi terkait identitas wanita yang ditelanjangi dalam video tersebut.
Menurutnya wanita tersebut berasal dari salah satu banjar di Desa Pengambengan. Sedangkan wanita perekamnya itu menurutnya berasal dari Desa Cupel. “Yang merekam itu dari Cupel, sama suaminya. Istrinya yang marah-marah. Diduga selingkuh,” ungkapnya.
Pihaknya selaku perangkat kewilayahan juga langsung berkordinasi dengan pihak adat Awen Mertasari. Menurutnya karena lokasi pengambilan video tersebut di setra yang digunakan warganya, ia memastikan akan dilakukan upakara.
“Ya (dilakukan upacara) karena di sana termasuk tempat sakral. Masih menunggu koordinasi antara aparat kedua wilayah (yang direkam dan merekam). Jadi kami akan kordinasi dengan yang bersangkutan terkait upakara dan upacara. Nanti kalau sudah ketemu dari pihak-pihak itu dengan adat, kami akan informasikan,” jelasnya.
Putu Ardana juga mengaku belum mengetahui kapan pastinya video tersebut direkam. “Nanti kami akan pastikan dulu kepada yang bersangkutan kapan kejadiannya,” tandasnya.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Yogie Paramagita dikonfirmasi Kamis (8/4/2021) malam melalui ponselnya mengakui adanya laporan terkait video tersebut kasusnya masih dalam penyelidikan.
“Sudah dilaporkan dan kami masih melakukan penyelidikan. Kami sudah panggil saksi-saksi untuk dimintai keteranganya. Kalau laporan pelapor terkait penganiayaan yang dialaminya saat itu. Tapi nanti kita akan lihat perkembangannya dari hasil penyelidikan yang sekarang masih berjalan,” tandasnya. (071)