DENPASAR | patrolipost.com – Ni Luh Sudarmi (61), ibu Mia Tresetyani Wadu (23), pramugari Sriwijaya Air SJY-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021), masih menunggu dan berharap ada mukjizat dari Tuhan. Namun demikian apapun kondisi anaknya jika ditemukan regu penolong, akan tetap diterima dengan ikhlas.
Mia Tresetyani Wadu yang sudah menjalani profesinya sebagai pramugari Sriwijaya Air selama 3 tahun ini, adalah perempuan yang luar biasa hebat. Suka menolong siapa pun, rajin berdoa, pekerja keras dan berbakti kepada orangtua.
Hal ini dikatakan oleh ibu korban, Ni Luh Sudarmi di kediamannya, Jl Tukad Gangga, Denpasar, Minggu (10/1/2021).
“Saya jamin anak saya luar biasa. Dalam 1000 hanya 1 ada anak perempuan seperti dia itu, peduli sama keluarga. Kalau ada adik-adik kelasnya cari kerja di Jakarta belum dapat kos, dia tampung di kamarnya sampai adik-adiknya dapat gaji. Saya bangga dengan anak saya, kemana pun dia pergi jadi omongan, anak ini terlalu baik,” cerita Ni Luh Sudarmi.
Sementara itu ayah korban, Zet Wadu mengatakan, tidak ada firasat apapun sebelum kejadian jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY-182 jurusan Jakarta-Pontianak tersebut. Ayah dan ibu korban mengatakan, terakhir kontak dengan korban satu jam sebelum pesawat jatuh.
“Terakhir pulang September 2020 kemarin, Natal tidak bisa pulang karena anaknya takut di test swab, selain itu kan dari Tanggerang ke sini biayanya sangat mahal. Anak itu sangat irit, jadi terakhir ketemu bulan September kemarin,” jelas Ibu korban.
Pihak keluarga juga berharap kepada Tim SAR agar semua korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY-182 segera bisa ditemukan dalam kondisi apapun. (pp03)