JAKARTA | patrolipost.com – Harga minyak dunia berada di titik terendah akibat menurunnya permintaan. Dalam perdagangan kontrak berjangka West Texas Intermediate (WTI), harga minyak mentah sudah berada di bawah nol atau minus hingga -37,63 dollar AS per barrel.
Di dalam negeri, PT Pertamina memastikan belum akan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam waktu dekat kendati berbagai desakan terus muncul. Sementara itu, sebagai perbandingan, dikutip dari The Star, Selasa (21/4/2020), harga BBM jenis bensin yang dijual di Malaysia sebagai negara tetangga terdekat saat ini belum mengalami perubahan dalam sepekan terakhir. Sementara untuk BBM diesel, harganya turun sebesar 3 sen per liternya. Harga ini berlaku hingga 24 April 2020. Harga ini ditetapkan oleh Kementerian Keuangan Malaysia setiap sepekan sekali.
Harga BBM per liter di Malaysia ( harga BBM Malaysia): RON 97: RM 1,55 atau Rp 5.507 (kurs Rp 3.553) RON 95: RM 1,25 atau Rp 4.441 Diesel: RM 1,43 atau Rp 5.080 Sementara itu, di Indonesia,
harga BBM yang dijual di SPBU Pertamina: Pertalite (RON 90) Rp 7.650 Pertamax (RON 92) Rp 9.000 Pertamax Turbo (RON 98) Rp 9.850 Dexlite Rp 9.500 Pertamina Dex Rp 10.200 Permintaan BBM di dalam negeri juga merosot mengingat pemberlakuan pembatasan yang membuat lebih banyak kendaraan parkir di rumah. Turunnya konsumsi BBM juga disumbang signifikan oleh kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menuturkan, wewenang penurunan harga ada pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Untuk itu, pihaknya hanya bisa melakukan sejumlah upaya seperti pemberian diskon harga BBM.
“Penetapan harga BBM ini very regulated. Kami setiap bulan mengikuti formula yang ditetapkan Kementerian ESDM, ketetapannya ada di pemerintah. Hari ini memang belum penurunan, namun secara korporasi kami berikan diskon. Kami melakukan langkah yang secara korporasi boleh dilakukan,” ujar Nicke dalam RDP Virtual dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (16/4/2020). Hal ini disampaikan Nicke pasca Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade mempertanyakan alasan Pertamina belum mau menurunkan harga BBM kendati harga minyak mentah telah menyentuh angka di bawah 30 dollar AS per barel dalam beberapa waktu terakhir.
“Kan hanya 3 bulan, masa Pertamina nggak mau rugi sedikit? Kalau kurang tinggal minta sama pemerintah, karena semua rakyat sekarang berteriak,” ujar Andre. Selain itu, Mantan Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini pada pekan lalu sempat mengeluarkan hitung-hitungan soal penyesuaian harga BBM yang harus dilakukan menyusul turunnya indikator pembentuk harga.
“Apalagi sekarang sudah harusnya turun sejak sebulan lalu, sehingga kewajiban menurunkan harga BBM sudah sangat mendesak,” ujar Rudi dalam keterangan resminya pekan lalu. Rudi mengungkapkan, penyesuaian harga BBM jangan sampai mengeksploitasi masyarakat dengan harga yang tinggi serta jangan pula membebani pemerintah lewat subsidi dengan harga yang terlalu rendah.
Berdasarkan perhitungan yang ada, Rudi mengungkapkan Pertamina dapat menerapkan harga baru pada rentang Rp 5.500 hingga RP 6.000 per liter. Rudi melanjutkan, negara-negara tetangga bahkan telah melakukan penyesuaian harga, sebut saja Malaysia.(305/kmc)
Harga Malaysia : RON 97: RM 1,55 atau Rp 5.507
Harga Indonesia: RON 92: Rp 9.000 Pertamax
Harga Indonesia: RON 98: Rp 9.850 Dexlite