GAZA | patrolipost.com – Zionis Israel terus menggencarkan agresi militernya di wilayah Khan Younis Sabtu (27/1/2024). Sementara itu, cuaca buruk hujan deras melanda Palestina sehingga para mengungsi yang mencari perlindungan lebih jauh ke Utara di daerah kantong yang rusak tersebut semakin sengsara.
Warga melaporkan tembakan udara dan tank besar-besaran di Khan Younis, bagian Selatan Gaza yang menjadi fokus serangan darat Israel terhadap Hamas, dan di sekitar dua rumah sakit utama di sana. Pihak Hamas mengatakan pejuangnya menembakkan rudal anti-tank ke tank Israel di barat daya Khan Younis.
Militer Israel mengatakan pihaknya menewaskan sedikitnya 11 pria bersenjata yang mencoba memasang bahan peledak di dekat pasukan dan lainnya menembakkan senapan dan granat berpeluncur roket ke arah tentara di Khan Younis. Selama seminggu terakhir, tambahnya, pasukan komando membunuh lebih dari 100 militan dan menggerebek gudang senjata.
Kelompok Jihad Islam Palestina, yang bersekutu dengan Hamas mengatakan para pejuangnya melawan pasukan Israel di wilayah tersebut dan telah menembakkan roket ke Israel.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan Israel terjadi di dekat fasilitas medis terbesar yang berfungsi di Selatan, Rumah Sakit Nasser. Kemudian, menurut Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina, satu orang tewas di halaman Rumah Sakit Al-Amal.
Pemboman Israel membahayakan layanan kesehatan dan membahayakan nyawa dokter, pasien, dan pengungsi, kata juru bicara kementerian Ashraf Al-Qidra.
Militer Israel mengatakan pihaknya telah melakukan kontak dengan direktur rumah sakit dan staf medis melalui telepon dan di lapangan untuk memastikan bahwa mereka dapat berjalan dan dapat diakses. Israel mengatakan Hamas beroperasi di dalam dan sekitar fasilitas medis, sebuah tuduhan yang dibantah oleh kelompok tersebut.
Sementara itu dalam keputusannya pada hari Jumat (26/1/2024), Pengadilan Dunia tidak memerintahkan gencatan senjata, tetapi memerintahkan Israel untuk mencegah tindakan genosida terhadap warga Palestina dan berbuat lebih banyak untuk membantu warga sipil. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kemudian mengatakan bahwa perang yang bertujuan untuk melenyapkan Hamas akan terus berlanjut.
Di kota Selatan Rafah, Zainab Khalil (57) yang sudah beberapa kali mengungsi bersama keluarganya hingga mencapai tempat penampungan tidak jauh dari perbatasan dengan Mesir mengatakan keputusan Mahkamah Internasional penting tetapi tidak cukup.
“Kami menginginkan gencatan senjata sekarang,” katanya.
Penyelidikan UNRWA
Israel melancarkan serangan udara, laut dan darat setelah militan dari kelompok Hamas yang menguasai Gaza menyerbu ke Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menculik 253 orang.
Sedikitnya 26.257 warga Palestina telah terbunuh dan hampir 65.000 orang terluka sejauh ini, termasuk 174 orang tewas dalam 24 jam terakhir, kata otoritas kesehatan Gaza pada hari Sabtu. Mayoritas dari 2,3 juta penduduk wilayah kantong tersebut telah mengungsi.
Israel mengatakan 220 tentara tewas sejak melancarkan serangan darat. Dikatakan bahwa mereka telah membunuh sedikitnya 9.000 militan Gaza sejauh ini, angka yang tentu saja dibantah oleh Hamas.
Warga dan militan Hamas melaporkan pertempuran pada hari Sabtu di bagian tengah dan Utara daerah kantong tersebut, di mana hujan deras membanjiri tenda-tenda pengungsi, memaksa beberapa orang untuk mencari perlindungan alternatif di tengah malam.
Pada hari Jumat, badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan pihaknya telah membuka penyelidikan terhadap beberapa karyawan yang dicurigai terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober dan telah memutuskan hubungan dengan anggota staf tersebut.
Kementerian luar negeri Palestina mengkritik apa yang digambarkannya sebagai kampanye Israel melawan UNRWA, dan Hamas mengutuk pemutusan kontrak karyawan “berdasarkan informasi yang diperoleh dari musuh Zionis”.
Di Rafah, tempat lebih dari separo penduduk Gaza kini berlindung di tempat penampungan dan tenda, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan udara Israel menewaskan tiga orang di sebuah rumah di sana. Belum jelas siapa korbannya dan belum ada komentar dari militer Israel.
Kemudian, menurut warga, satu orang tewas dalam baku tembak dengan pasukan Israel di dekat Jenin, Tepi Barat yang diduduki. (pp04)