JAKARTA | patrolipost.com – Jack Ma telah dua bulan dikabarkan hilang. Taipan pendiri raksasa e-commerce Alibaba ini telah menghilang sejak November 2020. Disinyalir dirinya hilang usai mengkritik sistem keuangan di China. Hilangnya pebisnis macam Jack Ma, bukan yang pertama kali terjadi di China. Sederet pebisnis juga sempat hilang jejaknya usai mengkritik pemerintah.
Dilansir Business Insider, Selasa (5/1/2021), Ren Zhiqiang seorang pensiunan konglomerat real estat asal China juga pernah menghilang seperti Jack Ma.
Ren menghilang usai menuduh Partai Komunis yang berkuasa di China salah menangani pandemi virus Corona. Teka-teki kehilangan itu terungkap usai Beijing mengaku menghukum Ren hingga 18 tahun penjara.
Ada juga seorang manajer aset, Xiao Jianhua, yang juga pernah menghilang, dia diculik dari sebuah hotel di Hong Kong pada Januari 2017. Xiao disebutkan menjadi tahanan China, dan negara tersebut menyita sebagian besar perusahaannya, Tomorrow Group.
Pemerintah China menuduh Xiao dan taipan lainnya mengambil calon investor dari pasar saham negara tersebut. Selain pebisnis, China juga dilaporkan menangkap beberapa kritikus pemerintah atas tanggapannya terhadap pandemi. Salah satunya adalah Xu Zhangrun, seorang profesor hukum, dan Zhang Xuezhong, seorang pengacara hak asasi manusia.
Kemudian, ada juga Meng Hongwei, mantan kepala Interpol yang juga sempat menghilang pada September 2018 dalam perjalanan ke China dari Prancis. Januari lalu, China menghukumnya 13,5 tahun penjara atas tuduhan penyuapan.
Simak 3 Faktanya
Sebelum keberadaannya tidak diketahui seperti sekarang, Jack Ma sempat menyampaikan kritik terhadap pemerintah China. Hal itu dikabarkan membuat Presiden Xi Jinping marah besar.
Kritik yang disampaikan Jack Ma adalah terkait sistem keuangan China. Ia menyampaikan kritik itu ketika berpidato di Bund Summit, sebuah acara di Shanghai yang dihadiri ratusan bankir dan perwakilan pemerintah China pada Oktober 2020 lalu.
Kritik yang disampaikannya cukup keras. Pada pidatonya itu, Jack Ma menilai sistem keuangan China sudah ketinggalan zaman. Hal itu dikabarkan membuat pemerintah China marah.
Dikutip dari South China Morning Post (SCMP) pada 18 November lalu, kritik itu menyebabkan Presiden Xi Jinping memerintahkan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) ANT Group dihentikan.
Kala itu, Jack Ma memang sedang mengajukan IPO untuk ANT Group, anak perusahaan Alibaba Group yang menawarkan layanan pembayaran online secara menyeluruh. Kini, ANT Group resmi gagal melantai di Bursa Shanghai dan Hong Kong.
Kembali ke pidatonya, kritik Jack Ma dilontarkan kepada regulator keuangan, pegadaian, dan juga bank milik negara. Sistem keuangan China yang disebut Bassel Accords disamakan oleh Jack Ma dengan ‘klub orang tua’ karena dibuat oleh sekelompok orang tua.
Dia pun mempertanyakan apakah sistem tersebut masih berguna di tengah teknologi yang berkembang pesat saat ini. Semakin panas, Jack Ma menyebut sistem keuangan China bagaikan penyakit yang diberi pengobatan yang salah.
“Gejala Alzheimer dan polio mungkin mirip, tapi keduanya benar-benar penyakit berbeda. Jika seorang anak diberi obat Alzheimer untuk menyembuhkan polio, akan ada banyak masalah,” kata Jack Ma.
“Basel Accords bertujuan untuk merawat penyakit sistem perbankan tua, obat untuk orang-orang tua, tapi sistem keuangan di China masih muda,” sambung Jack Ma. (305/snc)