BANGLI | patrolipost.com – Rusaknya jaringan irigasi menjadi salah satu penyebab turunnya produksi padi di Kabupaten Bangli. Tahun 2019 produksi padi sawah hingga sub round kedua (Mei – Agustus) baru sebanyak 16.409,19 ton.
Sekretaris Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli I Wayan Sarma mengatakan, penurunan produksi padi disebabkan banyak faktor diantaranya petani mengalami gagal panen karena serangan hama, juga petani tidak bisa melakukan pola tanam karena rusaknya jaringan irigasi.
“Banyak indikator penyebab turunnya produksi padi,” ujar I Wayan Sarma, Senin (6/1/2020).
Sebut Sarma, mengacu data dari luas panen bersih di empat kecamatan untuk sub round pertama (Januari-April) produksi padi sebesar 6.22379 ton, sementara untuk sub round dua (Mei – Agustus) dengan luas panen bersih 1.807,6 hektar produksi padi sebesar 10.180,40 ton.
“Untuk pendataan kami menggandeng pihak Badan Pusat Statistik, sementara untuk data sub round tiga yakni untuk bulan Septermber- Desember masih dalam pendataan,” ungkapnya.
Sejatinya produksi padi bisa meningkat, namun karena di beberapa tempat ada jaringan irigasi yang rusak sehingga petani tidak bisa melakukan pola tanam padi. Contohnya, rusaknya saluarn induk di Daerah Irigasi (DI) Sidembunut sehingga lahan persawahan seluas 102 hektar tidak mendapat suplay air.
“Petani tidak bisa menanam padi karena tidak ada air,” kata Wayan Sarma.
Sedangkan untuk luas lahan 1 hektar biasanya mampu menghasilkan padi sebanyak 6 ton. Sehingga kalau ditotal rusaknya saluran Induk DI Sidembunut saja, produksi padi sudah berkurang sebanyak 600 ton dalam satu kali panen.
Akibat rusaknya jaringan irigasi tersebut, Dinas PKP memberikan bantuan bibit jagung 200 kg kepada petani dengan rasio 10 kg bibit jagung/hektarnya. Karena kemarau panjang, bibit jagung yang ditanam gagal berproduksi.
“Karena musim kemarau hampir sebagian besar jagung yang ditanam mati karena kekurangan air,” jelas Wayan Sarma.
Sementara dari hasil koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman untuk perbaikan saluran induk DI Sidembunut akan dilaksanakan tahun ini dengan alokasi anggaran dari DAK Penugasan sebesar Rp 3,4 miliar.
“Untuk masalah teknisnya ada di Dinas Pekerjaan Umum, mudah-mudahan prosesnya bisa berjalan lancar,” harap Wayan Sarma. (750)