BANGLI | patrolipost.com – Jaringan pipa milik Perusahaan Daerah air Minum (PDAM) Bangli di sumber mata air Tegal Suci Kelurahan Kubu, mengalami pergeseran akibat kondisi tanah yang labil. Praktis dengan bergesernya posisi pipa sepanjang hampir 25 meter mengakibatkan terjadi kebocoran, dan pihak PDAM sedang melakukan perbaikan.
Kabag Teknik PDAM Bangli Ida Bagus Perenawa mengatakan, sejatinya kerusakan sudah terpantau oleh petugas pekan lalu. Namun karena pihaknya lebih memprioritaskan penanganan gangguan di pelanggan, maka baru sejak kemarin proses perbaikan dilakukan.
”Walaupun terjadi kebocoran namun tidak sampai konsumen tidak mendapatkan pasokan air, hanya debitnya saja menurun,” jelasnya, Jumat (5/6/2020).
Ida Bagus Perenawa mengatakan, bergesernya jaringan pipa karena kondisi tanah yang labil. Mengantisipasi tidak terjadi hal yang serupa di kemudian hari, maka akan dibuat saluran baru dari pasang batu.
“Karena lokasinya ada di bantaran aliran sungai, maka untuk proses perbaikan membutuhkan waktu, paling lama sebulan sudah kelar itu pun kalau kondisi cuaca tidak hujan,“ sebutnya.
Kata Ida Bagus Perenawa, sumber mata air Tegal Suci dimanfaatkan untuk memasok air bagi konsumen yang ada di seputaran Kota Bangli terutama jalan Serma Meranggi, Lettu Anom dan sekitarnya.
”Pasca dilakukan perbaikan maka untuk suplay air bagi konsumen kami manfaatkan air dari sumber mata air Gamongan yang selama ini memasok air bagi konsumen di seputran Jalan Merdeka dan Nusantara,” sebut pria asal Banjar/Lingkungan Sidembunut, Kelurahan Cempaga ini.
Disinggung terkait angka kebocoran, kata Ida Bagus Perenawa, di atas ambang batas yang ditentukan dimana maksimal angka kebocoran yakni 20 persen namun realitanya mencapai angka 47 persen. Tingginya angka kebocoran disebabkan banyak faktor salah satunya jaringan pipa yang sudah uzur.
Ia mencontohkan jaringan pipa distribusi di Kota Bangli yang pengadaannya tahun 1977, praktis setiap saat terjadi kebocoran.
”Kebocoran paling sering terjadi di jaringan pipa distribusi Kota Bangli,” ungkap Ida Bagus Perenawa. (750)