BANDUNG | patrolipost.com – Satreskrim Polres Cianjur, Jawa Barat, memeriksa sepuluh orang pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Limbangansari, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, imbas keracunan massal makan bergizi gratis (MBG).
Sepuluh orang tersebut adalah kepala SPPG, ahli gizi, tukang masak, bagian pengemasan dan kurir pendistribusian makanan ke sekolah-sekolah.
Kasat Reskrim Polres Cianjur, AKP Tono Listiono menjelaskan pemeriksaan terhadap para pengelola SPPG Limbangansari untuk mendapatkan kejelasan peristiwa keracunan MBG yang menimpa siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Cianjur dan Sekolah Menengah Pertama PGRI 1 Cianjur.
Menurut Tono, selain memeriksa pengelola, polisi juga sudah mengumpulkan barang bukti seperti sampel makanan dari dapur SPPG Limbangansari. Saat ini, 10 orang yang diperiksa masih berstatus saksi.
“Ada sampel makanan dan alat-alat masak serta berbagai misting plastik. Sampel makanan sudah dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah Jawa Barat untuk dites,” ujar Tono saat menggelar jumpa pers di Markas Polres Cianjur, Rabu (23/4).
“Masih dalam proses pemeriksaan dan pendalaman, belum ada penetapan status orang-orang yang diperiksa,” tambhanya.
Tono mengatakan selama proses pemeriksaan, operasional dapur SPPG Limbangansari untuk sementara disetop. Hingga saat ini para korban yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Cianjur sudah dipulangkan.
“Tersisa lima orang yang masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Cianjur,” tutur Tono.
Siswa SMA Keracunan Massal
Seperti dilansir, puluhan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Cianjur alami keracunan massal dengan keluhan pusing, mual, dan muntah, usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) Senin (21/4).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cianjur Frida Laila Yahya, mengatakan baru mendapat laporan sekitar 21 siswa yang mengalami keracunan massal usai menyantap MBG yang disajikan dan sudah mendapat perawatan medis.
“Baru 21 orang yang dilaporkan dibawa ke rumah sakit, sehingga kami masih melakukan pendataan karena seluruh siswa menyantap hidangan MBG, informasinya seluruh siswa MAN Cianjur sekitar 800,” katanya.
Dia menjelaskan sebagian besar siswa yang mengeluhkan pusing, mual, dan muntah, menjalani perawatan di rumah, sehingga pihaknya akan melengkapi data total siswa yang mengalami keracunan setelah menyantap MBG yang disajikan.
Pihaknya segera mengambil sampel makanan untuk diperiksa di laboratorium di Bandung, guna mengetahui penyebab pasti keracunan massal yang menimpa puluhan siswa MAN I Cianjur itu, termasuk mendatangi dapur yang memproduksi MBG.
“Kami akan mengambil sampel makanan atau sisa makanan guna memastikan penyebab keracunan yang menimpa puluhan siswa MAN I Cianjur,” katanya.
Kepala Sekolah MAN I Cianjur Erma Sopiah mengatakan total siswa yang mendapat perawatan di RSUD Cianjur dan RS Bhayangkara sekitar 21 orang, namun pihaknya masih melakukan pendataan karena sebagian besar siswa menjalani perawatan di rumah dan puskesmas.
Sementara siswa yang mengalami keracunan M Raihan (16) menjalani perawatan di rumah, mengatakan sempat mencium bau tidak sedap dari daging ayam suwir yang menjadi salah satu menu dalam paket MBG yang dihidangkan.
“Satu kelas 36 orang mendapat jatah MBG pada siang hari, saya sempat mencium bau tidak sedap dari ayam suwir yang menjadi lauk, selang beberapa jam setelah menyantap makanan tersebut, saya merasa pusing, mual dan muntah,” katanya. (305/cnn/bbc)