SURABAYA | patrolipost.com – Korban AS, guru sebuah madrasah ibtidaiyah (MI) di Kecamatan Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur yang dilaporkan mencabuli siswinya, tidak hanya satu. Polisi menyebut ada tujuh korban lain yang terdeteksi dalam penyelidikan.
Kanit PPA Polrestabes Surabaya AKP Wardi Waluyo menyatakan, kepastian tersebut didapat dalam pengembangan perkara. Delapan anak itu sudah memberikan keterangan awal kepada penyidik.
’’Modus yang dialami sama. Diajak tebak-tebakan oleh terlapor,’’ katanya, Kamis (23/2).
Menurut dia, indikasi banyaknya korban sudah didapat sejak korban pertama melapor ke Polrestabes Kamis (16/2). DB, pelapor sekaligus ibu salah satu korban, menyebut AS juga berbuat asusila kepada siswi lain.
’’Makanya setelah adanya laporan, kami juga mendatangi sekolah,’’ ungkapnya.
Upaya itu dilakukan untuk menggali petunjuk tambahan. Di antaranya, memastikan status terlapor dan mencari alamat siswa yang diduga jadi korban lain.
Wardi mengatakan, penyidik sudah mendatangi rumah siswi lain yang ditengarai juga menjadi korban. Mereka membenarkan terlapor pernah bertindak cabul di sekolah.
’’Dalih terlapor ketika berbuat asusila adalah menguji indra perasa korban,’’ terangnya.
Mantan Kanitreskrim Polsek Karang Pilang itu menyampaikan, masing-masing diajak ke ruang kosong. Matanya ditutup dengan halsduk. Mereka selanjutnya diminta membuka mulut untuk merasakan sesuatu. ’’Jadi, sebelum matanya ditutup itu, siswa ditunjukkan beragam sayuran. Misalnya, terong dan wortel,’’ paparnya.
Namun, kata Wardi, diduga terlapor tidak memasukkan benda tersebut ke mulut siswa. Sebab, ada siswa lain yang melihatnya membuka celana. ’’Bukti-bukti terus kami kumpulkan,’’ ungkapnya.
Wardi menambahkan, siswa yang diduga menjadi korban mengalami trauma. Mereka lebih banyak diam ketika diperiksa penyidik. ’’Butuh waktu, jadi ada (siswa) yang harus diperiksa lebih dari sekali,’’ katanya.
Lebih lanjut dia menyampaikan, potensi adanya korban lain cukup terbuka. Oleh karena itu, pihaknya masih terus bergerak melakukan pendalaman.
Wardi menambahkan, status terlapor sejauh ini belum berubah. AS masih sebagai saksi. Setelah memeriksa korban, penyidik akan memeriksa AS. ’’Fokus kami sekarang ke korban dulu,’’ tegasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, AS dilaporkan DB ke Polrestabes Surabaya pekan lalu. Guru MI itu dituding berbuat cabul terhadap anaknya. Menurut pelapor, tindakan bejat tersebut berkedok mempraktikkan pelajaran terkait indra perasa.
AS awalnya mengajak bermain teka-teki perihal pelajaran dengan melibatkan banyak siswa. Permainan memakai sistem eliminasi. Murid yang mampu menjawab bisa terus bermain. Hingga permainan menyisakan dua siswa. Mereka lantas diajak ke ruang kosong dan dicabuli. (305/jpc)
Terjadi Saat Jam Istirahat
– AS mengajak sejumlah siswa bermain tebakan terkait pelajaran indra perasa dengan sistem eliminasi. Murid yang jawabannya benar bisa terus bermain.
– Dalam permainan itu, mata siswa yang menjadi penebak ditutup halsduk. Siswa diminta membuka mulut untuk merasakan sayuran yang disiapkan. Di antaranya, terong, timun, dan wortel.
– Dua siswa perempuan yang masuk final diminta masuk ke ruangan kosong. Dalih AS agar tidak terganggu siswa lain.
– Diduga, yang dimasukkan ke mulut siswa bukan sayuran yang sebelumnya disediakan.