MANGGARAI | patrolipost.com – Ketua Komisi Budaya dan Pariwisata Keuskupan Ruteng, Romo Inosentius Sutam menyampaikan kehadiran industri pariwisata di Bumi Manggarai perlu disambut dengan partisipasi aktif dari semua pihak, serta harus menyentuh semua aspek mulai dari ekonomi hingga aspek spiritual.
Menurut Romo Ino, gereja saat ini tengah menaruh perhatian khusus akan hadirnya pariwisata di tengah masyarakat sebagai salah satu upaya membangkitkan ekonomi masyarakat. Hal ini menurutnya pun sudah diimplementasikan dalam tema “Pariwisata Pastoral Holistik dan Inklusif ” yang diusung oleh Keuskupan Ruteng pada tahun ini.
“Gereja menaruh perhatian khusus pada pariwisata. Keuskupan Ruteng bahkan punya komisi khusus yang membidangi budaya dan pariwisata. Melalui tema Pariwisata Pastoral yang Holistik dan Inklusif ini, kita diajak untuk menyadari bahwa pariwisata adalah milik semua elemen, sehingga memerlukan partisipasi aktif semua pihak, serta menyentuh semua aspek mulai dari ekonomi hingga aspek spiritual,” jelas Romo Ino.
Hal ini disampaikan Romo Ino saat membuka agenda “Lonto Leok” (Duduk Diskusi Bersama) Launching Desa Wisata Holistik di Mbaru Gendang (Rumah Adat) Kampung Lerang, Desa Golo Loni, Kabupaten Manggarai Timur, Rabu (19/01/2022) lalu.
Acara yang dibuka dengan penerimaan secara adat tersebut dimaksudkan sebagai wadah diskusi, serta penyamaan persepsi dan visi dalam pengembangan Desa Wisata Golo Loni yang melibatkan semua pihak mulai dari masyarakat adat, pemerintah (desa dan kabupaten), gereja, serta Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) sebagai lembaga akselerator pariwisata dan ekonomi kreatif terintegrasi kawasan Flores, Alor, Lembata dan 2 Kecamatan di Bima (Sape dan Lambu).
Di hadapan masyarakat adat Gendang Lerang, Romo Ino Sutam juga menyampaikan pentingnya sinergitas semua pihak dalam mendongkrak roda ekonomi melalui pariwisata berbasis masyarakat demi mewujudkan kesejahteraan bersama.
“Jika dunia diciptakan oleh satu Tuhan, maka mungkin pariwisata adalah instrumen nyata untuk menyatukan umat manusia,” ujarnya.
Hadir dalam diskusi ini, Direktur Destinasi Pariwisata BPOLBF Konstan Mardinandus, Perwakilan Pemkab Manggarai Timur yang diwakili Dinas Pertanian, perwakilian Keuskupan Ruteng, Kepala Desa Golo Loni Yohanes Okalung, Tokoh Adat Desa Golo Loni, serta masyarakat Desa Golo Loni.
Direktur Destinasi Pariwisata BPOLBF Konstan Mardinandus menjelaskan, pariwisata adalah tema besar yang sebenarnya sudah hidup dalam keseharian masyarakat, hanya tinggal dipoles dan dikembangkan.
“Keramahtamahan, kebudayaan, dan kuliner lokal yang selama ini sudah kita miliki adalah aset yang menjadi daya tarik khas bagi para wisatawan, di samping panorama memukau yang sudah dimiliki oleh Desa Golo Loni. Sekarang, tinggal bagaimana kita menjaga dan mengembangkannya agar bermaanfaat bagi semua elemen, dan untuk masyarakat lokal khususnya. Untuk itu, mari bergandengan tangan. Kami siap bekerjasama, bahu membahu, karena kerja pariwisata ini tidak bisa sendiri- sendiri, semua harus mengambil peran di dalamnya,” ujar Konstan.
Sementara itu, Kepala Desa Golo Loni, Yohanes Okalung mengapresiasi dukungan dan partisipasi dari semua pihak yang turut mendukung pengembangan pariwisata Desa Golo Loni.
“Terimakasih untuk semua yang hadir dan mendukung dengan perannya masing-masing. Karena kami menyadari, kami tidak bisa berjalan sendiri. Kami tahu ini perjalanan panjang, tapi kami yakin dengan kolaborasi dan dukungan semua pihak, tujuan bersama itu akan tercapai,” ujar Yohanes.
Desa Golo Loni berada di jalur Trans Flores dan merupakan salah satu dari 30 Desa Wisata yang masuk dalam peta perjalanan tematik desa wisata di kawasan Flores, Alor, Lembata, dan Bima (Floratama) yang diluncurkan BPOLBF.
Berbagai kolaborasi telah dilakukan BPOLBF bersama Desa Golo Loni, mulai dari membawa perangkat desa benchmarking (studi banding) pengelolaan desa wisata, pelatihan digitalisasi desa wisata, webinar desa wisata, hingga rombongan BPOLBF menjadi yang pertama kali mencoba paket agrowisata dan atraksi River Tubing yang dimiliki Desa Golo Loni 25 Mei 2021 lalu.
Saat ini, di Desa Golo Loni tengah dibangun BTS (Base Transceiver Station) dengan radius 8-10 km. Harapannya, pengerjaan BTS ini akan memperlancar arus penyaluran informasi potensi Desa Golo Loni, di tengah arus informasi dan komunikasi digital pasca pandemi, sehingga semua potensi yang dimiliki Desa Golo Loni mudah diakses oleh para pelancong dari berbagai penjuru. (334)