BAGDAD | patrolipost.com – Pejabat keamanan Irak mengonfirmasi terjadinya ledakan di sebuah pangkalan militer di Irak yang menampung milisi pro-Iran. Akibatnya, Pangkalan Militer tersebut rusak akibat ledakan, menewaskan satu orang dan melukai delapan lainnya.
Militer Irak melaporkan tidak ada drone atau jet tempur di daerah tersebut sebelum atau selama ledakan. Namun organisasi milisi yang terlibat, Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) menyalahkan Israel dalam serangan tersebut.
Melansir BBC, PMF adalah organisasi payung yang berisi beberapa milisi pro-Iran yang merupakan bagian dari jaringan proksi yang telah digunakan Teheran untuk memajukan kepentingannya di Timur Tengah selama bertahun-tahun.
Milisi tersebut telah menyerang personel dan kepentingan AS di Irak pada beberapa kesempatan di masa lalu, dengan tujuan mencoba memaksa sisa pasukan AS untuk meninggalkan negara tersebut. AS secara teratur menyerang balik milisi tersebut.
Namun Pentagon telah bergerak cepat untuk menyangkal keterlibatan apa pun dalam insiden ini. Hal ini terjadi ketika konfrontasi jangka panjang antara Israel dan Iran baru-baru ini memasuki fase baru yang lebih berbahaya, di tengah ketegangan yang meningkat akibat perang di Gaza.
Berbeda dengan perang bayangan yang telah mereka lakukan selama bertahun-tahun, kedua negara tampaknya saling menyerang wilayah masing-masing secara langsung.
Sementara itu menurut laporan reuters, ada dugaan serangan Israel dilakukan di dekat kota Isfahan di Iran pada Jumat pagi. Serangan itu merupakan respons nyata terhadap serangan besar-besaran drone dan rudal yang diluncurkan Teheran terhadap Israel enam hari sebelumnya.
Tindakan Iran tersebut merupakan pembalasan atas serangan sebelumnya terhadap komandan militer senior Iran di ibu kota Suriah, Damaskus yang diyakini secara luas dilakukan oleh Israel.
Meskipun konflik tersebut tampaknya masih terkendali sampai batas tertentu, menteri luar negeri Iran telah memperingatkan bahwa Iran akan memberikan tanggapan segera dan “maksimal” jika Israel melancarkan serangan signifikan terhadap kepentingannya.
Ledakan di pangkalan militer Kalso, sekitar 50 km (30 mil) Selatan Bagdad, terjadi pada Sabtu (20/4/2024) pagi. Seorang anggota PMF tewas dalam ledakan itu dan delapan lainnya terluka.
Dalam sebuah pernyataan, PMF mengatakan kepala stafnya Abdul Aziz al-Mohammedawi telah mengunjungi pangkalan tersebut untuk meninjau apa yang ditemukan penyelidik sejauh ini.
Militer Irak juga mengatakan sedang menyelidiki penyebab ledakan dan kebakaran di pangkalan tersebut.
“Laporan komando pertahanan udara mengonfirmasi, melalui upaya teknis dan deteksi radar, bahwa tidak ada drone atau jet tempur di wilayah udara Babil sebelum dan selama ledakan,” bunyi pernyataan tersebut.
Komando Pusat militer AS membantah apa yang dikatakannya sebagai laporan bahwa AS telah melakukan serangan udara di Irak dalam sebuah postingan di X. (pp04)