SINGARAJA | patrolipost.com – Semangat LPD Desa Adat Seririt untuk bisa survive di tengah gempuran lembaga keuangan konvensional patut diacungi jempol. Kendati banyak LPD dilanda kemelut, namun LPD Desa Adat Seririt tak merasa minder untuk terus melayani kepentingan ekonomi masyarakat/krama adat setempat.
Memulai dengan modal relatif kecil, LPD Desa Adat Seririt di bawah pimpinan Made Suarnawa bersama Bendesa Adat Seririt Ketut Sukarna Pura terus mengembangkan sayap sebagai lembaga keuangan milik desa adat. Hingga kini sejak LPD Desa Adat Seririt kembali melakukan aktivitas sudah banyak krama desa adat yang menjadi nasabah, baik sebagai deposan maupun kreditur.
Bendesa Adat Seririt Ketut Sukarna Pura mengaku LPD Desa Adat sebelumnya sempat vakum namun bangkit kembali. Kebangkitan LPD Seririt menurut Sukarna Pura, merupakan keharusan seperti persyaratan adanya desa adat, diantaranya harus ada Kayangan Tiga dan LPD. Karena itu, digelar paruman Desa Adat Seririt yang salah satunya memutuskan untuk mengaktifkan kembali LPD yang sempat vakum.
“Atas dasar paruman dan keharusan persyaratan desa adat memiliki lembaga keuangan sendiri, ya satu-satunya jalan LPD Seririt kembali kami aktifkan,” kata Sukaran Pura, Kamis (24/2/2022).
Sejak itu, pelan-pelan LPD dan seluruh prangkatnya dibentuk kembali dengan penuh kehati-hatian termasuk pengisian personel yang akan mengurus jalannya LPD. Setelah itu, kendati berat dan penuh tantangan, Sukarna Pura mengaku bersyukur LPD Desa Adat Seririt sejak diaktifkan kembali berjalan sesuai rencana dengan dibantu banyak pihak termasuk sejumlah pengusaha di Kota Seririt yang percaya untuk menempatkan uangnya di LPD sekalipun dalam skala yang masih kecil.
“Bagi kami itu sudah termasuk partisipasi yang luar biasa karena LPD Seririt hingga kini dapat berjalan secara sehat dan berkembang menggembirakan,” ucapnya.
Sementara, Ketua LPD Seririt Made Suarnawa mengatakan, awal dirinya menerima beban sebagai Ketua LPD Seririt cukup berat. Selain berat soal membangun trust/kepercayaan, di sekitar Desa Adat Seririt telah banyak berdiri lembaga keuangan konvensional dengan modal besar dan sulit dapat bersaing. Terlebih LPD Seririt mulai membangun kepercayaan krama dengan modal yang sangat kecil.
“Kami dihimpit oleh lembaga keuangan dengan modal besar. Rasanya sulit bisa berkembang terlebih modal awal yang kami punya sangat kecil,” ujar Suarnawa.
Selain itu, latar belakang dirinya berprofesi guru sangat tidak mendukung untuk mengelola lembaga keuangan milik desa adat tersebut. Namun berkat dorongan para penglingsir di Desa Adat Seririt pelan-pelan lembaga keuangan milik desa adat itu dapat berjalan.
“Awalnya kami pesimis selain sulit bersaing, pandemi Covid-19 selama dua tahun belakangan cukup membuat sport jantung karena ekonomi masyarakat terpuruk,” imbuhnya.
Hingga kini dengan modal kecil ditambah kepercayaan krama yang mulai terbangun cukup membuat Suwarnawa dan pengurus LPD lainnya optimis. Terlebih dengan banyaknya pengusaha-pengusaha di sekitar Kota Seririt ikut menjadi nasabah kendati masih belum optimal.
“Pelan-pelan dari modal puluhan juta kini sudah menjadi ratusan juta cukup membuat kami optimis jika lembaga ini masih bisa dikembangkan. Pada titik ini kami sangat menjaga semangat, kejujuran dan kepercayaan sebagai modal dasar,” kata Suwarnawa.
LPD Desa Adat Seririt menurut Suwarnawa sampai saat ini masih belum memiliki banyak produk. Ada sejumlah penawaran dalam bentuk simpan pinjam dengan bunga rendah, selebihnya menurut pensiunan kepala sekolah SD ini masih berupa pemberian kredit dalam jumlah terbatas.
“Kita masih menjaga keseimbangan keuangan agar semua berjalan sesuai kemampuan dan terlebih untuk prinsip kehati-hatian mengingat kami tengah bertekad agar LPD ini berkembang ditengah imej kurang baik karena kasus oknum disejumlah LPD,” tandasnya. (625)