Nao: Tanaman Pembatas Lahan Warga Manggarai, Ini Kelemahan dan Khasiatnya

andong
Tanaman Nao (Andong) yang digunakan sebagai pembatas lahan di Manggarai. (rob)

RUTENG | patrolipost.com – Tanaman Andong (Cordyline fruticosa) adalah tanaman hias dari keluarga Asparagaceae termasuk dalam bangsa Liliales, suku Liliaceae, dan marga Cordyline yang berasal dari austronesia, Asia Tenggara dan Oseania.

Di Manggarai, tanaman Andong disebut Nao. Fungsi Nao di Manggarai sangat penting karena digunakan sebagai pembatas tanah/lahan. Penggunaan tanaman Andong/Nao sudah digunakan sejak nenek moyang dan masih berlaku hingga sekarang.

Bacaan Lainnya

Salah satu Tu’a Teno (Tua adat yang bertanggung jawab untuk mengurus sengketa lahan) menjelaskan, Nao dipilih karena selalu hidup jika ditanam. Selain itu, meskipun tanaman ini dicabut. Akarnya yang masih tersisa akan menumbuhkan batang baru. Dengan demikian, jika ada penggeseran batas lahan oleh salah satu pihak, bisa dipastikan dengan mengecek kembali ke tempat Nao semula ditanam, pasti akan muncul tunas baru di sana.

“Namun, para penggeser batas lahan akan bekerja ekstra untuk menggali semua akar tanaman Nao yang tersisa (korok Nao) agar tidak menumbuhkan tunas baru,” ungkap tu’a teno berinisial JC kepada patrolipost.com, Minggu (13/4/2025).

Menurut JC, kalau kasusnya seperti itu, maka para tetua adat yang memainkan peranan dalam menegakkan keadilan bagi kedua pemilik lahan tersebut.

Namun di sebagian lahan, pengunaan Nao sebagai batas lahan bisa diganti menggunakan parit/selokan. Batas ini bisa aman dalam jangka waktu lama, tergantung pada pemilik lahan yang berdampingan.

Kadang kala jika salah satu pemilik lahan merasa diri kuat dan menganggap pemilik di sebelahnya lemah, dia menggunakan berbagai cara untuk menguasai lahan di sebelahnya menggunakan aliran air selokan terutama yang belum dibangun menggunakan beton. Hal ini memakan waktu lama dan terlambat untuk disadari pemilik lahan yang bersebelahan dengan ‘si kuat’ tersebut bahwa lahannya telah hilang dan diklaim oleh pemilik di sebelahnya secara diam-diam.

“Kebanyakan kasus sengketa batas tanah berawal dari petani yang menggeser batas lahan memanfaatkan situasi pemilik lahan yang bersebelahan dengannya. Jika pemiliknya adalah perempuan yang menjanda dan anak-anaknya tinggal di tempat jauh, itu akan menjadi sasaran empuk. Selain itu, pemilik lahan yang tidak pandai bicara juga menjadi sasaran lainnya jika lahannya berbatasan dengan orang yang ‘sok kuat’ tersebut,” jelasnya.

Namun pada intinya menurut JC, petani yang menggeser batas lahan mempunyai keinginan untuk mengganggu suasana aman hidup orang lain dengan mendatangkan persoalan. Apapun pembatasnya jika bersebelahan dengan lahan orang yang ‘mose lime’ (tangannya tidak bisa diam) keberadaan batas lahan tetap saja tidak aman.

Mengutip RRI.co.id, dari sisi kesehatan Andong adalah tumbuhan yang dapat menyejukan darah, menghentikan pendarahan, menghilangkan bengkak karena akibat memar (Antiswelling).Dalam farmokologi tumbuhan ini memiliki rasa manis, hambar, dan sejuk.

Bagian tanaman Andong yang digunakan ini didapatkan oleh penggunaan bagian-bagian tanaman, yaitu bunga, daun, dan akar.

Tanaman Andong dapat menyembuhkan beberapa penyakit seperti: TBC paru disertai batuk darah, nyeri lambung dan ulu hati, sengatan Ikan Swanggi, Ancaman Aborsi, Menstruasi yang banyak, Air Kemih Berdarah dan Wasir Berdarah. (pp04)

Pos terkait