BORONG | patrolipost.com – Masyarakat Manggarai hidup dalam tatanan adat yang kental sehingga segala sesuatu hampir pasti didahului oleh upacara adat. Misalnya, saat hendak memakai gedung baru bagi sebuah lembaga atau instansi atau mendiami rumah baru.
Seperti yang terjadi pada Senin (23/6/2025), SDI Golo Wunis melakukan upacara adat ‘Kebeng’ sebelum memakai gedung baru yang selesai dibangun. ‘Kebeng/pukang’ merupakan upacara adat yang dilaksanakan sebelum memakai gedung baru dengan hewan persembahan seperti ayam dan babi.
Acaranya meliputi penyampaian doa dan harapan yang baik yang oleh setiap perwakilan yang hadir dan kemudian disatukan oleh Juru bicara (jubir) utama. Pengabulan doa kepada Tuhan dan leluhur bisa dilihat pada hati hewan persembahan.
Melihatnya pun bukan oleh orang sembarangan, hanya orang tertentu yang bisa menerjemahkan tanda-tanda di hati hewan persembahan. Jika ada tanda yang tidak bagus, tetua adat akan mengingatkan proses yang dilewatkan sebelum acara puncak, atau bagaimana seharusnya acara dilakukan.
Jubir utama, Gabriel Jemali pada puncak acara melantunkan doa-doa adat mengombinasikan nyanyian dengan melantunkan doa adat yang pada saat menyelesaikan satu bagian doa disambut oleh peserta yang hadir dengan seruan ‘Eeee…’ yang panjang. Doa adat jenis ini disebut renge.
Doa-doa adat yang dilantunkan sacara umum memohon para leluhur agar menjadi penjaga di gedung baru tersebut agar pengaruh-pengaruh negatif bisa dicegah.
Kebeng/Pukang merupakan hal wajib untuk dilaksanakan saat hendak menggunakan gedung baru. Jika tidak dilaksanakan, akan ada sanksi bagi yang menggunakan gedung baru. Misalkan saja kecelakaan akan dialami para siswa saat bermain, gedungnya akan mudah roboh serta gangguan kesehatan bagi para penghuninya.
Setelahnya, untuk menyempurnakan acara Kebeng, acara dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin Pastor Jhon Tala untuk memberkati gedung – gedung baru tersebut. (pp04)