BORONG | patrolipost.com – Oto Kol merupakan sebuah istilah asing bagi masyarakat Indonesia. Namun di Pulau Flores, NTT, Oto Kol merupakan alat transportasi darat yang sangat diandalkan pada zamannya dan dikenal serba bisa.
Salah satu pengusaha di Lambaleda Selatan yang pernah mempunyai armada Oto Kol berinisial PR menuturkan mempunyai armada oto kol cukup menjanjikan keuntungan dari sisi bisnis.
“Oto Kol adalah truk yang dimodifikasi jadi kendaraan penumpang. Untuk kabin penumpangnya terbuat dari kayu pilihan dengan atap seng,” jelasnya kepada patrolipost.com di Lambaleda Selatan, Selasa (9/5/2023).
Lebih lanjut, pengusaha yang cukup sukses di desanya tersebut menuturkan, Oto Kol adalah transportasi serba bisa.
“Muatan tidak hanya penumpang. Hasil bumi seperti kopi, cengkeh dan berbagai produk pertanian bisa sekalian diangkut, ditata di bawah kolong kursi penumpang, bahkan jika ada yang meminta untuk muat pasir, bisa juga,” jelasnya.
Medan yang bisa ditempuh Oto Kol pun serba jadi. Mulai dari medan dengan jalanan rusak yang berlumpur hingga jalanan mulus perkotaan.
Saat memasuki jalanan rusak berbatu dan berlumpur, awak Oto Kol (asisten sopir) sudah bersiap dengan sekam padi. Jalanan licin ditaburi sekam padi dan bisa mengatasi kendaraan selip.
Sekam padi sudah dipersiapkan dalam karung dan diikat di atap kendaraan. Saat kendaraan memasuki jalanan licin maka peran kernet sangat dibutuhkan untuk membantu sopir melancarkan laju kendaraan. “Kernet berperan menaburkan sekam pada roda yang selip,” paparnya.
Pantauan patrolipost.com, secara perlahan Oto Kol sudah bergeser seiring perubahan zaman. Kehadiran mobil ‘travel’ yang kebanyakan Suzuki APV di Manggarai menjadikan Oto Kol perlahan hilang.
Kendati demikian, khusus untuk Manggarai Timur, orang-orang Elar masih menggunakan Oto Kol. Oto Kol masih bertahan di Elar karena medannya yang menantang. Selain itu, Oto Kol biasanya dipakai saat ada event, seperti rombongan Wagal (bawa belis), meka landang (rombongan penari Caci) dan juga massa kampanye. (pp04)