BANGLI | patrolipost.com – Kasus pencurian yang menimpa dua sekolah di Kota Bangli bisa menggambarkan bagimana lemahnya sistem keamanan sekolah. Beberapa sekolah dasar diketahui tidak memiliki petugas jaga malam.
“Karena terbentur anggaran untuk perekrutan petugas jaga sekolah, maka salah satu jalan yang bisa dilakukan pemerintah yakni memberdayakan para pegawai tidak tetap (PTT) sebagai penjaga sekolah,” saran Wakil Ketua DPRD Bangli, Komang Carles, Senin (13/1/2020).
Menurut Komang Carles, sebagian besar sekolah khususnya untuk tingkat SD tidak memiliki petugas penjaga malam. Kondisi sekolah tanpa penjagaan tentu mempermudah pelaku pencuri melakukan aksinya.
“Banyak sekolah tidak memilki penjaga malam, sehingga ruang kosong tersebut dimanfaatkan pelaku pencurian beraksi secara leluasa,” kata politisi dari Partai Demokrat ini.
Memang untuk perekrutan khusus petugas jaga malam tidak mungkin bisa dilakukan saat ini. “Perekrutan tentu membutuhkan anggaran, sementara kondisi keuangan daerah sangat minim,” ujar Komang Carles.
Salah satu jalan yang bisa dilakukan pemerintah yakni memberdayakan Pegawai Tidak Tetap (PTT). Untuk tenaga PTT yang diberdayakan adalah PTT yang ada di OPD dengan beban kerja yang minim.
“Tenaga PTT yang numplek di salah satu OPD tentu minim beban kerja. Daripada mereka minim pekerjaan lebih tepat diberdayakan menjadi petugas penjaga malam sekolah,” jelas Komang Carles.
Untuk mekanismenya satu sekolah diberikan dua atau tiga tenaga PTT. Dengan jumlah tiga PTT untuk pola pengaturan kerjanya bisa diterapkan dengan sistem shift.
Hal senada juga diungkapkan anggota DPRD Bangli I Wayan Wedana. Menurutnya, kejadian yang menimpa dua sekolah tersebut bisa dijadikan pelajaran berharga bagi sekolah lainnya. Wayan Wedana tidak menampik kalau banyak sekolah tanpa petugas jaga malam.
“Kalau malam hari praktis sekolah kosong, ruang ini tentu dimanfaatkan pelaku pencurian untuk beraksi,” kata politisi asal Banjar/ Kelurahan Kawan, Bangli ini.
Anggota Komisi III ini mengatakan untuk perekrutan petugas jaga sekolah (waker) tidak mungkin bisa dilakukan saat ini. Untuk mengantisipasi hal serupa Wayan Wedana meminta agar pihak sekolah menyimpan barang investaris sekolah di tempat yang aman.
“Bila perlu dibuatkan tempat khusus penyimpanan barang inventaris kalau belum bisa membuat tempat penyimpanan, barang inventaris lebih aman disimpan di rumah guru atau pegawai,” saran Wayan Wedana. (750)